KEBUTUHAN
Pada dasarnya kebutuhan
manusia itu berkaitan dengan kelangsungan hidup dan kepuasan yang diinginkan.
Kelangsungan hidup manusia merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan
beragamnya kepuasan yang diinginkan menjadikan kebutuhan manusia tidak
terbatas. Seseorang apabila sudah terpenuhi kebutuhan akan sandang, pangan, dan
papan (perumahan) akan berfikir untuk memenuhi kebutuhan lain. Misalnya,
keinginan memiliki radio, televisi, sepeda motor, mobil, dan sebagainya.
Kebutuhan manusia ternyata tidak hanya bersifat konkret (nyata) saja, melainkan
juga bersifat abstrak (tidak nyata) misalnya rasa aman dan tentram, ingin
dihargai dan dihormati, dan sebagainya. Penyebab tidak terbatasnya kebutuhan
manusia itu antara lain sebagai berikut:
1. Semakin
bertambah jumlah penduduk
2. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Lingkungan
pergaulan atau tempat tinggal
4. Tingkat
kebudayaan manusia semakin maju.
Berikut ini macam-macam
kebutuhan manusia, dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu berdasarkan
intensitas kegunaan, waktu, sosiobudaya, sifat, dan subyek yang membutuhkan.
1. Menurut
intensitas kegunaan atau menurut tingkatannya
Berdasarkan intensitas
kegunaannya, kebutuhan dibedakan menjadi tiga yaitu kebutuhan primer, sekunder,
dan tertier.
a. Kebutuhan
primer
Kebutuhan primer disebut
juga kebutuhan pokok atau dasar, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi karena
sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan ini meliputi makanan,
pakaian, dan perumahan (pangan, sandang, dan papan). Agar tetap hidup manusia
membutuhkan makan setiap hari, berpakaian layak, dan mempunyai tempat tinggal
untuk menghindari sengatan matahari, siraman air hujan, an pengaruh udara.
Kebutuhan primer disebut juga kebutuhan pokok atau dasar, yaitu kebutuhan yang
harus dipenuhi karena sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Apabila kebutuhan
primer ini tidak terpenuhi, maka manusia sulit untuk melangsungkan kehidupan
dan mewujudkan jati diri sesuai dengan kodratnya.
b. Kebutuhan
sekunder
Kebutuhan sekunder antara
lain radio, televisi, meja, dan kursi, tempat tidur dan sebagainya. Kebutuhan
ini timbul setelah manusia dapat memenuhi kebutuhan primer. Manusia sebagai
makhluk sosial yang berbudaya mempunyai kebutuhan yang berkembang seiring
dengan tuntutan kepuasan yang diinginkan. Kebutuhan sekunder sebenarnya tidak
begitu penting untuk diwujudkan, karena tanpa pemenuhan inipun manusia dapat
tetap hidup.
c. Kebutuhan
tersier (lux)
Kebutuhan tertier atau kebutuhan akan barang mewah antara lain
villa, mobil mewah/ kapal pesiar dan kebutuhan mewah lainnya. Setelah manusia
mampu memenuhi kebutuhan primer dan sekundernya maka akan timbul kebutuhan
lain. Kebutuhan tersier timbul setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi.
Pemenuhan kebutuhan tersier ini pada dasarnya berkenaan dengan status atau prestise seseorang,
agar lebih dihargai oleh orang lain dan lebih terpandang. Batas antara
kebutuhan primer, sekunder, dan tersier untuk masing-masing orang tidaklah
sama. Hal ini berhubungan dengan kedudukan dan status ekonomi orang tersebut
ditengah masyarakat. Kemungkinan bagi orang tertentu, kebutuhan sekunder akan
menjadi kebutuhan tersier untuk orang yang lain. Misalnya TV berwarna bagi
golongan berpenghasilan tinggi merupakan kebutuhan sekunder, sedangkan bagi
mereka yang berpenghasilan rendah merupakan kebutuhan tertier.
2. Menurut
waktu
Berdasarkan waktunya, kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan
sekarang, kebutuhan mendesak, dan kebutuhan yang akan datang.
a. Kebutuhan
sekarang
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini
atau tidak dapat ditunda, misalnya kebutuhan pokok (makanan saat lapar) dan
kesehatan (obat untuk orang sakit).
b. Kebutuhan
mendesak
Merupakan kebutuhan yang kritis (tiba-tiba) dan sifatnya
insidental. Misalnya, bantuan kepada masyarakat yang terkena musibah atau
bencana alam, kebutuhan konsultasi kesehatan atau pengacara.
c. Kebutuhan
yang akan datang
Kebutuhan ini lebih mengarah pada persiapan-persiapan guna
menghadapi kebutuhan pada waktu yang akan datang, baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Meskipun dapat ditunda, kebutuhan ini termasuk hal yang
penting, sebab dengan memenuhi kebutuhan ini manusia akan mempunyai jaminan
bagi hidupnya dimasa yang akan datang. Misalnya menabung di bank, asuransi, dan
tabungan hari tua bagi orang yang akan pensiun.
3. Menurut
sosio-budaya
Pada dasarnya kebutuhan ini berkaitan erat dengan lingkungan dan
tradisi masyarakat sekaligus sifat-sifat psikologis manusia. Berkenaan dengan
haltersebut maka kebutuhan ini meliputi kebutuhan sosial dan kebutuhan
psikologis.
a. Kebutuhan
sosial
Dalam hidup bermasyarakat manusia biasanya mempunyai status atau
kedudukan tertentu yang mengharuskan seseorang untuk mempunyai atau
melaksanakan berbagai hal supaya dipandang layak dan pantas. Misalnya, pakaian
dinas bagi seorang pegawai negeri dan memberikan sumbangan bagi yang
membutuhkan. Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan yang timbul berkenaan dengan
tuntutan pergaulan atau hidup bersama dalam masyarakat.
b. Kebutuhan
ini berkenaan dengan sifat rohani manusia sehingga tidak bersifat ekonomis dan
tidak semuanya dapat dipenuhi dengan usaha ekonomi. Misalnya kebutuhan
rasa aman, kebahagiaan, ketentraman, dan kebebasan. Meskipun
kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak bersifat ekonomis (tidak dapat dibeli dengan
uang), tetap saja ada segi ekonominya atau sangat berpengaruh terhadap parilaku
seseorang di bidang ekonomi. Misalnya kebutuhan untuk membentuk rumah tangga
atau keluarga memerlukan perlengkapan rumah tangga dan uang yang tidak sedikit.
4. Menurut
sifat
Berdasarkan sifatnya, kebutuhan manusia dibedakan menjadi
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
a. Kebutuhan
jasmani atau material
Kebutuhan ini berkenaan dengan tuntutan fisik. Misalnya
kebutuhan akan minuman, makanan, dan pakaian yang cukup. Sekarang ini khususnya
di daerah perkotaan sudah semakin berkembang tempat-tempat untuk kegiatan
kebugaran jasmani yang pada dasarnya merupakan usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhan jasmani. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kebutuhan jasmani
(material) merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk memelihara
badannya.
b. Kebutuhan
rohani (nonmaterial)
Kebutuhan ini berkenaan dengan tuntutan rohani sehingga sifatnya
tidak berwujud. Kebutuhan rohani berkaitan dengan tuntutan perasaan, etika, dan
keyakinan seseorang demi terpenuhinya kepuasan batin. Misalnya kebutuhan orang
akan rasa aman dan kebutuhan meyakini suatu agama atau kepercayaan tertentu.
Kebutuhan untuk memeluk agama atau kepercayaan tertentu menjadikan seseorang
merasa tentram dan mempunyai pegangan atau pedoman dalam hidupya. Semakin
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan kebutuhan ini
semakin penting dirasakan manusia baik dalam kedudukannya sebagai makhluk
pribadi maupun makhluk sosial. Misalnya, untuk menenangkan pikiran dari
kesibukan kerja sehari-hari, seseorang atau sekelompok berdarmawisata ke
pantai.
c. Menurut
subyek yang membutuhkan
Berdasarkan subyek yang membutuhkan, kebutuhan manusia dibedakan
menjadi kebutuhan individual dan kebutuhan kelompok atau kolektif.
a. Kebutuhan
individual
Kebutuhan ini berhubungan langsung atau diperuntukkan bagi
perseorangan. Manusia sebagai makhluk pribadi, mempunyai kepentingan atau
kebutuhan yang berbeda-beda. Misalnya kebutuhan pakaian seorang guru berbeda
dengan seorang petani atau buruh pabrik.
b. Kebutuhan
kelompok atau kolektif
Kebutuhan yang dimanfaatkan atau dirasakan secara bersama-sama
dalam masyarakat disebut kebutuhan kelompok (kolektif). Misalya kebutuhan
adanya pasar, jalan, jembatan, listrik, dan rumah sakit.
Macam-Macam Barang Atau Benda Sebagai Alat Pemuas Kebutuhan
Keanekaragaman kebutuhan manusia terjadi demi kelangsungan hidup
dan kepuasan. Untuk memenuhi kebutuhan yang beragam itu, manusia memerlukan
alat pemuas kebutuhan. Alat-alat tersebut berupa barang dan jasa. Barang atau
benda merupakan pemuas kebutuhan yang berwujud. Jasa merupakan pemuas kebutuhan
manusia yang tidak berwujud.
Macam-macam barang atau benda dapat diklasifikasikan sebagai
berikut.
1. Menurut
Cara Memperoleh
Berdasarkan cara memperolehnya, barang dibedakan menjadi barang
ekonomi dan barang bebas.
a. Barang
atau benda ekonomi
Rumah, pakaian, makanan dan minuman, dan kendaraan merupakan
barang ekonomi. Barang ekonomi merupakan barang pemuas kebutuhan yang jumlahnya
terbatas, tidak sebanding dengan yang dibutuhkan masyarakat. Karena sangat
terbatas jumlahnya, maka diperlukan pengorbanan untuk mendapatkannya.
b. Barang
atau benda bebas
Barang bebas merupakan barang pemuas kebutuhan yang jumlahnya
tidak terbatas sehinggga untuk mendapatkannyatidak perlu mengeluarkan biaya
atau pengorbanan. Barang ini tersedia dalam jumlah yang melebihi dan merupakan
pemberian alam, seperti air laut, sinar matahari, udara, pasir dipadang pasir.
Ada kalanya barang bebasdapat berubah status menjadi barang
ekonomi. Misalnya apabila seseorang tinggal di dearah yang sumber airnya
melimpah, baik, dan jernih, maka air tersebut merupakan barang bebas.
Sedangkan untuk penduduk yang beriam di kota-kota besar, air bersih umumnya
diperoleh melalui jasa Perusahaan Air Minum atau penjual air keliling. Dalam
hal ini, air sudah berubah menjadi barang ekonomi.
2. Menurut
Kegunaannya
Berdasarkan kegunaannya
barang dibedakan menjadi barang komsumsi dan barang produksi.
a. Barang
konsumsi
Barang konsumsi merupakan barang yang dapat igunakan atau
dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup. Barang ini sering disebut barang jadi
atau barang siap pakai. Misalnya sepatu, jam tangan, roti, minuman kaleng,
perabotan rumah tangga dan lain-lain. Barang konsumsi dapat dibedakan menjadi
dua yaitu barang konsumsi tidak tahan lama dan barang konsumsi tahan lama.
Barang konsumsi tidaka tahan lama merupakan barang yang dipakai sekaligus
habis, misalnya, roti, teh botol, makanan dan minuman lainnya. Barang konsumsi taahn
lama merupakan barang yang tidak habis sekali pakai, misalnya pakaian, sepatu
dan perabotan rumah tangga.
b. Barang
produksi
Bahan mentah, benang untuk pabrik kain akan habis dalam sekali
produksi, seang mesin-mesin, alat-alat kantor, dan gedung tidak akan habis
dalam sekali produksi termasuk barang produksi. Barang ini disebut juga barang
modal. Artinya barang yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang lain.
Barang produksi ada yang satu kali habis pakai dan ada yang tidak habis dalam
satu proses produksi.
3. Menurut
Proses Pembuatannya
Berdasarkan proses
pembuatannya, benda dibedakan menjadi bahan mentah, barang setengah jadi, dan
barang jadi.
a. Bahan
Mentah (bahan baku)
Bahan mentah merupakan bahan dasar atau barang yang belum mengalami
proses produks. Misalnya kapas, kayu, rotan, padi, tembakau, kulit.
b. Barang
Setengah Jadi
Barang setengah jadi merupakan barang yang sudah diproses tetapi
belum siap pakai. Misalnya benang dari kapas untuk membuat kain (tekstil) dan
kopra dari kelapa untuk membuat minyak goreng.
c. Barang
Jadi
Barang jadi merupakan barang yang sudah diproses produksi dan
siap pakai untuk memenuhi kebutuhan. Misalnya, sepatu, pakaian, minuman dalam
keleng.
4. Menurut
Hubungannya dengan Benda Lain
Berdasarkan hubungannya
dengan barang lain, benda dibedakan menjadi barang substitusi dan barang
komplementer.
a. Barang
substitusi
Barang substitusi merupakan barang pemuas kebutuhan yang
pemakaiannya dapat saling mengganti. Misalya, beras dengan jagung, tidak ada
kain wol adapat diganti dengan wol sintesis, mentega dengan margarine, dan
sebagainya.
b. Barang
komplementar
Barang komplementer atau barang pelengkap merupakan barang
pemuas kebutuhan yang dalam penggunaannya saling melengkapi. Barang ini baru
dirasakan manfaatnya jika dipakai bersama dengan barang pemuas kebutuhan yang
lain. Misalnya tinta dengan bolpoint, kamera dengan filmnya, bensin dengan
kendaraan, dan kopi dengan gula.
Kegunaan Barang Pemuas Kebutuhan
Barang akan bermanfaat
apabila dapat memuaskan kebutuhan manusia atau pada saat barang itu mempunyai
nilai guna (utility). Nilai guna barang ada beberapa macam, yaitu kegunaan
bentuk, kegunaan dasar, kegunaan tempat, kegunaan pemilikan, dan kegunaan
waktu.
1. Kegunaan
bentuk (form utility)
Barang atau benda itu mempunyai nilai guna setelah diudah
terlebih dahulu dari bentuk aslinya. Kayu gelondongan akan mempunyai nilai guna
yang lebih tinggi apabila diubah bentuknya menjadi meja, kursi, lemari, dan
bentuk lainnya.
2. Kegunaan
dasar (elementary utility)
Kegunaan macam ini merupakan peningkatan dari bahan dasar
menjadi barang jadi yang mempunyai nilai guna lebih tinggi dari pada barang
atau bahan asalnya. Misalnya, kapas sebagai bahan dasar benag, benag sebagai
bahan dasar untuk membuat kain/ tekstil, kain/ tekstil merupakan bahan dasar
untuk membuat pakaian.
3. Kegunaan
tempat (utility of place)
Ada kalanya barang menjadi lebih berguna jika dipindahkan
ketempat lain. Misalnya, pasir yang da di sungai atau di daerah gunung berapi
(bekas letesan gunung berapi) akan sangat berguna setelah diangkut ke
tempat-tempat lain sebagai bahan bangunan.
4. Kegunaan
pemilikan (ownership utility)
Suatu barang akan menjadi lebih berguna apabila barang tersebut
talah dimiliki. Kegunaan pemilikan ini menunjuk pada pertambahan nilai guna
barang pemuas kebutuhan, sesudah barang itu dimiliki. Misalnya, laptop yang
dipajang ditoko akan mempunyai nilai guna lebih jika sudah dimiliki oleh
seorang (wartawan, pengarang, dan mahasiswa).
5. Kegunaan
waktu (time utility)
Kegunaan
waktu ini menunjukkan bahwa barang pemuas kebutuhan akan lebih menjadi berguna
pada saat barang tersebut dimanfaatkan atau digunakan. Misalnya jas hujan dan
payung akan besar manfaatnya pada musim penghujan.
Kelangkaan
Kelangkaan atau scarcity adalah keadaan timpang antara kebutuhan manusia yang tidak
terbatas, dihadapkan pada sarana ekonomi yang terbatas. Kelangkaan (scarcity) ada karena orang ingin memiliki lebih banyak barang dan
jasa yang diproduksi dari sumberdaya yang tersedia.
Ø Hal-hal yang menyebabkan timbulnya kelangkaan antara
lain:
· Terbatasnya persediaan sumber daya alam
· Terbatasnya kemampuan manusia untuk mengolah
· Keserakahan manusia, yang mengakibatkan berkurang dan
cepat rusaknya barang-barang yang dapat dimanfaatkan sebagai benda pemuas
kebutuhan.
· Meningkatnya kebutuhan manusia yang lebih cepat dari
kemampuanmanusia untuk menghasilkan atau menemukan sumber-sumber baru.
Ø Cara mengatasi kelangkaan:
· Menghemat
penggunaan sumber daya alam
· Memelihara
dan melestarikan sumber daya alam dengan baik
· Menciptakan
alat pemuas/barang pengganti (barang substitusi)
· Meningkatkan
pengelolaan berbagai macam sumber daya alam, sehingga lebih bermanfaat bagi
kehidupan manusia
Terbatasnya sumber
ekonomi membuat manusia melakukan segala usaha bahkan jika perlu dengan
pengorbanan tertentu misalnya menghabiskan dana, tenaga, dan pikiran yang tidak
sedikit, agar bisa memenuhi kebutuhan hidup.
Adapun
penyebab kelangkaan sumber ekonomi itu, antara lain, kelangkaan sumber alam,
tenaga kerja, serta modal dan teknologi.
A. Faktor produksi sebagai sumber ekonomi
Beragamnya kebutuhan
hidup dan terbatasnya sumber ekonomi atau barang dan jasa menjadikan manusia
harus berusaha mencari jalan keluar. Barang dan jasa merupakan sumber daya
ekonomi yang jumlahnya terbatas atau langka. Langka berarti jumlahnya relatif
sedikit dibanding dengan jumlah yang dibutuhkan manusia.
Untuk menghasilkan barang dan jasa diperlukan usaha yang disebut produksi.
Usaha produksi memerlukan sumber daya produksi. Sumber daya-sumber daya
tersebut terdiri dari sumber-sumber alam (tanah, air, hutan, bahan-bahan
tambang, dan sebagainya), sumber daya nara atau manusia (pengusaha, modal, dan
segala macam alat buatan manusia yang membantu dalam proses produksi).
Sumber-sumber daya ini disebut faktor-faktor produksi karena diperlukan dalam
proses produksi yang menghasilkan barang dan jasa.
Terbatasnya sumber ekonomi membuat manusia melakukan segala usaha bahkan jika
perlu dengan pengorbanan tertentu misalnya menghabiskan dana, tenaga, dan
pikiran yang tidak sedikit, agar bisa memenuhi kebutuhan hidup.
Adapun penyebab kelangkaan sumber ekonomi
itu, antara lain, kelangkaan sumber alam, tenaga kerja, serta modal dan
teknologi.
1. Kelangkaan sumber alam
Tidak semua negara di
dunia memiliki sumber alam yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan manusia. Bagi
negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, Belkamu, dan negara maju lain,
biasanya mengalami kelangkaan sumber alam berupa bahan mentah, misalnya minyak
bumi, rempah-rempah, hasil hutan, dan hasil penangkapan dari laut. Sumber alami
yang lain dan dianggap langka juga termasuk kategori sumber ekonomi, misalnya
besi, perak, nikel, emas, tembada, dan barang galian lainnya. Sumber ekonomi
ini dapat diperjualbelikan dan tidak semua tanah di muka bumi ini mengandung
bahan tersebut. Apakah air termasuk sumber alami yang langka? Demikian juga
matahari, dapat disebut langka atau tidak?
2. Kelangkaan tenaga kerja
Indonesia dengan jumlah
penduduk 210 juta jiwa sebenarnya sangat potensial, apabila dimanfaatkan untuk
kepentingan pembangunan. Hanya saja ada permasalahan mengenai tenaga kerja yang
potensial sekaligus produjtif. Permasalahan ketenagakerjaan di negara-negara
sedang berkembang seperti Indonesia, Brasilia, Kolumbia, India, dan negara
berkembang lain adalah di satu sisi jumlahnya besar tetapi pada sisi lain masih
kurang produktif. Artinya, mayoritas tenaga kerja yang ada di negara-negara itu
memiliki sifat: (a) kurang terdidik (tingkat pendidikan rendah), (b) kurang
terlatih, (c) kurang pengalaman, (d) kurang terampil, (e) kurang memiliki jiwa
wiraswasta, dan (f) kurang kreatif.
Di Indonesia dan negara
berkembang lainnya, tenaga ahli termasuk langka. Meskipun tenaga kerja banyak,
kualifikasi yang dibutuhkan dunia kerja kurang memenuhi syarat. Penawaran
tenaga kerja dari masyarakat terlalu banyak, sedangkan tenaga kerja yang
dibutuhkan sedikit.
3. Kelangkaan modal dan teknologi
a. Kelangkaan Modal
Kekurangan modal berupa
uang untuk membiayai kegiatan produksi biasanya dihadapi negara miskin dan
negara yang sedang berkembang, misalnya kendala modal untuk pengadaan bahan
mentah, membayar gaji, dan pembayaran lainnya.
b. Kelangkaan Teknologi
Bagi negara yang sedang
berkembang, teknologi dapat dikatakan masih langka sehingga perlu didatangkan
dari negara maju. Teknologi dalam hal ini berupa alat produksi, yang lebih
produktif dan lebih canggih. Sebenarnya di negara yang sedang bekembang
teknologi itu ada, tetapi masih tradisional sehingga tingkat produksinya sangat
terbatas, sedangkan yang dibutuhkan adalah teknologi yang produktivitasnya
tinggi. Contohnya kita membeli mesin tenun dari Cina yang mampu berproduksi
dengan cepat untuk menggantikan mesin tenun tradisional yang lebih lambat.
4. Kelangkaan
Sumber Daya Kewirausahaan
Sumber
daya kewirausahaan adalah sumber daya yang mampu mengombinasikan antara sumber
daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal. Orang yang memiliki jiwa
kewirausahaan masih sedikit jumlahnya. Oleh karena itu sedikitnya orang yang
mampu menyatukan sumber daya yang ada dapat memengaruhi jumlah hasil produksi.
Sehingga hal tersebut dapat memengaruhi keberadaan alat pemuas kebutuhan di
masyarakat. Keterbatasan-keterbatasan sumber daya di atas jika digunakan untuk
memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dapat menyebabkan kelangkaan alat pemuas
kebutuhan. Terjadinya kelangkaan dapat disebabkan karena faktor-faktor berikut
ini.
a. Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan produksi.
b. Ketersediaan sumber daya alam yang terbatas.
c. Terbatasnya kemampuan manusia.
d. Sifat serakah manusia.
e. Kurangnya tenaga-tenaga ahli.
a. Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan produksi.
b. Ketersediaan sumber daya alam yang terbatas.
c. Terbatasnya kemampuan manusia.
d. Sifat serakah manusia.
e. Kurangnya tenaga-tenaga ahli.
Permasalahan
Ekonomi
Masalah Pokok Ekonomi yang Dihadapi
Dalam
menghadapi kelangkaan sumber daya, orang harus menetapkan pilihan terbaik dari
berbagai kemungkinan pilihan yang bisa dilakukan. Nah, untuk menganalisis
penentuan pilihan dan permasalahan ekonomi dapat digunakan beberapa pedoman
pertanyaan sebagai berikut.
1. Apa
yang akan Diproduksi (What)
Pernahkah
terpikir oleh Anda bagaimana asal usul barang dan jasa hingga bisa memenuhi
kebutuhanmu? Tentu saja barang-barang tersebut tidak asal dibuat saja,
melainkan seorang produsenharus mampu menguraikan pertanyaan ”what”. Pertanyaan
ini menyangkut tentang barang apa yang akan dihasilkan dan berapa banyak
jumlah yang akan diproduksi. Jadi, pertanyaan ”what” untuk menentukan
penggunaan satu sumber daya tertentu dan apa yang akan dihasilkan.
2.
Bagaimana (How)
Setelah
Anda menjawab pertanyaan pertama, pertanyaan selanjutnya yaitu bagaimana cara
memperoleh atau memproduksi barang yang diinginkan tersebut. Ya, pertanyaan
”how” untuk menentukan bagaimana sumber daya disediakan, dialokasikan,
dan dikombinasikan agar mendapat hasil yang maksimal. Artinya, hasil yang
diinginkan lebih banyak daripada biaya yang dikeluarkan.
3.
Untuk Siapa (For Whom)
Di sekitar tempat tinggal Anda mungkin terdapat industri rumah
tangga. Dari kegiatannya, sebenarnya industri tersebut memproduksi barang untuk
siapa? Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam negeri ataukah untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat luar negeri? Jika untuk konsumsi di dalam negeri,
masyarakat manakah yang menjadi target penjualan? Kemudian, bagaimana pendistribusiannya,
apakah melalui koperasi, pasar, toko, atau membeli langsung dari produsen?
Perbedaan Biaya Sehari-hari dengan Biaya Peluang
Untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, setiap orang akan berusaha untuk mendapatkan barang dan jasa.
Barang dan jasa yang dibutuhkan oleh setiap orang jumlahnya sangat terbatas dan
untuk mendapatkannya dibutuhkan pengorbanan terutama berupa uang. Banyaknya
uang yang di korbankan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari disebut biaya
sehari-hari. Biaya sehari- hari dapat dikeluarkan oleh rumah tangga keluarga
dan rumah tangga perusahaan. Biaya sehari-hari yang dikeluarkan oleh rumah
tangga keluarga biasanya berhubungan dengan kebutuhan rumah tangga seperti
biaya untuk membeli makan dan minum, pakaian, majalah, hiburan dan lain-lain.
Biaya sehari-hari yang
dikeluarkan oleh setiap orang berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh
pendapatan, selera, intensitas kebutuhan, lingkungan, adat-istiadat, agama dan
lain-lain.
Dalam kehidupan
sehari-hari manusia selalu dihadapkan dengan masalah keinginan untuk mencukupi
segala kebutuhannya yang berupa alat pemuas kebutuhan. Manusia memiliki banyak
kebutuhan dan keinginan yang semuanya menghendaki pemenuhan. Padahal alat untuk
memenuhi kebutuhan jumlahnya sangat terbatas. Faktor keterbatasan atau
kelangkaan itulah yang mendorong manusia bekerja giat untuk dapat memenuhi
kebutuhannya. Sebab, untuk memperoleh sarana atau sumber pemenuhan kebutuhan
yang terbatas tersebut diperlukan pengorbanan ekonomis yaitu harus
mengeluarkan biaya untuk memenuhi kebutuhaannya.
Sedangkan biaya
sehari-hari yang dikeluarkan oleh perusahaan berhubungan dengan kegiatan usaha
yang dilakukan seperti biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga
kerja, biaya iklan, biaya sewa, biaya bunga dan lain-lain. Biaya sehari-hari
yang dibayar dengan uang seperti biaya gaji, biaya bahan baku disebut biaya
eksplisit, sedangkan biaya sehari-hari yang tidak dibayar dengan uang seperti
biaya penyusutan peralatan, biaya pemakaian perlengkapan disebut biaya
implisit.
Selain biaya sehari-hari,
ada juga biaya yang dikeluarkan oleh setiap pelaku ekonomi baik perorangan
maupun perusahaan yaitu biaya peluang atau biaya kesempatan (opportunity cost).
Apakah biaya kesempatan itu? Biaya kesempatan adalah kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan atau mendapatkan barang dan jasa yang dikorbankan karena
kita memiliki pilihan yang lain. Contoh biaya peluang antara lain sebagai
berikut :
1. Jika kita memiliki
kain 5 meter. Kain tersebut dapat digunakan untuk membuat baju, membuat korden,
membuat taplak meja dan sprei. Namun jika kita memilih membuat baju, maka
kesempatan kita untuk membuat korden, taplak meja dan sprei hilang. Kesempatan
yang hilang tersebut dinamakan biaya peluang.
2. Pak Danu memiliki
sebidang tanah seluas 1000 m2.Tanah tersebut sebetulnya dapat ditanami
tanaman-tanaman seprti singkong, pepaya, pisang dan lain-lain, tetapi Pak Danu
membiarkan tanah tersebut kosong tidak ditanami tanaman-tanaman. Kesempatan
untuk mendapatkan hasil tanaman yang hilang tersebut dinamakan biaya peluang.
Dalam kehidupan
sehari-hari, pada umumnya pelaku ekonomi kurang memperhatikan biaya peluang
yang dikorbankan, sehingga banyak potensi atau sumber daya yang tidak
dimanfaatkan secara maksimal.
Biaya peluang timbul
akibat adanya kenyataan bahwa faktor produksi atau sumber daya ekonomi yang
tersedia bagi suatu perekonomian jumlahnya sangat terbatas atau langka. Sumber
ekonomi yang sangat terbatas tidak dapat seenaknya diambil dan digunakan,
tetapi harus diperoleh dengan pengorbanan. Misalnya Budi memiliki uang sebesar
Rp 150.000,00. Ia ingin membeli tas senilai Rp 125.000,00, tetapi ia juga harus
membeli buku pelajaran senilai Rp 75.000,00. Ternyata, Budi memutuskan untuk
membeli tas daripada buku pelajaran. Dengan demikian, biaya peluang yang dikorbankan
Budi ialah senilai dengan harga buku pelajaran yang tidak terbeli, yaitu Rp
75.000,00.
Dengan kenyataan adanya
kelangkaan / keterbatasan sumber ekonomis, manusia terpaksa mengadakan
pilihan-pilihan atau memilih peluang yang ada. Artinya bahwa apabila telah
dipilih penggunaan suatu sumber ekonomi berarti hilanglah alternatif penggunaan
sumber ekonomi yang lain. Jelasnya, untuk memperoleh suatu barang, haruslah mau
mengorbankan barang lain. Intinya bahwa bagaimana dengan biaya-biaya yang
tersedia manusia bisa memilih peluang/alternatif yang tepat untuk memenuhi
kebutuhannya.
Secara sederhana, biaya
yang dikorbankan Budi karena memilih tas daripada buku pelajaran ialah senilai
harga buku tersebut. Tetapi, biaya peluang yang muncul sebenarnya tidak hanya
itu. Biaya peluangnya senilai harga buku pelajaran ditambah dengan kesempatan
mendapat ilmu dan nilai yang lebih tinggi saat ujian. Jadi, biaya peluang dari
suatu pilihan termasuk semua resikonya, baik kehilangan uang maupun manfaat
lain yang menyertainya.
Kelangkaan atau
keterbatasan memaksa kamu untuk memilih salah satu dari beberapa kebutuhan yang
harus dipenuhi. Artinya, kamu akan melepas peluang atau kesempatan untuk
memenuhi satu jenis kebutuhan lainnya.
Biaya peluang ini akan
muncul karena kamu harus memutuskan apa saja yang dapat dilakukan dengan waktu
dan pendapatan yang terbatas. Mungkin kamu sering bertanya: "Haruskah saya
naik bus kota atau berjalan kaki untuk tiba di sekolah?" atau
"Haruskah saya meneruskan kuliah atau langsung bekerja setelah tamat
SMA?" Jika kamu sering menghadapi dua hal yang harus kamu pilih, artinya
kamu dihadapkan pada biaya peluang. Mengapa demikian? Karena satu pilihan yang
kamu ambil menyebabkan pilihan lainnya tidak dapat kamu kerjakan coba kamu
hitung dan bayangkan berapa banyak biaya peluang yang telah kamu ambil dalam
kehidupanmu sehari-hari.
Biaya peluang juga dapat
digambarkan melalui kurva kemungkinan produksi (Production Possibilities
Frontier - PPF). Tabel kemungkinan produksi menunjukkan kombinasi dari dua
komoditi yang dihasilkan oleh masyarakat dengan menggunakan seluruh sumber daya
dan teknologi terbaik yang mereka miliki.Tabel tersebut juga menunjukkan
banyaknya komoditi yang harus dikorbankan agar dapat memproduksi komoditi lain
dalam jumlah yang lebih banyak. Jika suatu tabel kemungkinan produksi diubah
dalam bentuk grafik, kamu akan mendapatkan sebuah kurva kemungkinan produksi
(Production Possibilities Frontier Curve). Berikut ini contoh tabel dan kurva
kemungkinan produksi sandang dan pangan.
Biaya kesempatan
(Opportunity Cost) atau biaya peluang, adalah biaya yang kita terima bila kita
memilih suatu kegiatan. Berbeda dengan biaya sehari-hari, biaya peluang muncul
dari kegiatan alternatif yang tidak bisa kita lakukan. Seperti jika ingin
menonton film di bioskop, ada opportunity cost yang ditimbulkan. Opportunity
cost yang timbul misalnya dari segi waktu dan biaya, dengan menonton film di
bioskop kita dapat menghemat waktu, dibandingkan dengan membaca buku atau novel
yang juga menceritakan tentang film yang diputarkan di bioskop. Dalam waktu ± 2
jam saja kita dapat mengetahui hampir seluruh cerita dari novel yang difilmkan
dengan menonton di bioskop. Kita juga tidak perlu membayangkan atau
berimajinasi seperti halnya membaca buku atau novel, karena dengan menonton
film sudah terlihat jelas apa yang sebenarnya ingin disampaikan. Selain itu
biaya yang dikeluarkan untuk menonton film dibioskop juga lebih terjangkau
dibandingkan dengan membeli CD/DVD film tersebut, biaya yang dikeluarkan akan
lebih besar. Jadi opportunity cost dari menonton film di bioskop dapat dilihat
dari segi waktu dan biaya.
Produksi merupakan
kegiatan untuk menambah atau meningkatkan nilai guna barang/jasa. Usaha
melakukan produksi memerlukan tenaga kerja. Jadi, dengan adanya kegiatan
produksi akan menambah adanya kesempatan kerja bagi angkatan kerja.
Namun, dengan adanya
kemajuan teknologi seperti adanya mekanisasi atau komputerisasi dapat
mengakibatkan hilangnya kesempatan kerja. Begitu juga perubahan sistem produksi
dari efisiensi tenaga kerja menjadi efisiensi modal. Jadi, faktor yang dapat
menyebabkan hilangnya kesempatan kerja adalah berhenti dan berpindahnya
kegiatan produksi, adanya mekanisasi dan komputerisasi serta produksi dengan
sistem efisiensi modal.
Tabel 1.1 Kemungkinan
Produksi Sandang dan Pangan
Alternatif/Titik
|
Unit
Pangan
|
Unit
Sandang
|
Biaya
Tambahan Pangan
|
A
B
C
D
E
|
0
1
2
3
4
|
10
9
7
4
0
|
1
2
3
4
|
Sumber : Paul A.
Samuelson dan William D. Nordhaus, 2002
12
●A
9
●B
●C
●F
6
●G
●D
3
0
●E
1
2
3 4
5
Gambar 1.7 Kurva
Kemungkinan Produksi
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pergerakan dari titik A ke B menunjukkan
pengurangan produksi jumlah sandang dari 10 ke 9. Faktor-faktor produksi yang
dikorbankan sudah cukup untuk memproduksi 1 unit bahan pangan yang
pertama.Pergerakan dari B ke C memperlihatkan bahwa masyarakat harus
mengorbankan 2 unit sandang untuk mendapatkan 2 unit bahan pangan. Begitu
seterusnya sampai pada pergerakan dari titik D ke titik E. Jadi, produksi
pangan dapat terus ditambah jika produksi sandang juga terus dikurangi.
Gambar 1.7 merupakan Tabel 1.1 yang disajikan secara grafis. Pergeseran dari titik A sampai titik
E menunjukkan produksi pangan yang semakin meningkat. Garis AE juga menjadi
batas produksi dari kombinasi sandang dan pangan. Artinya, produksi disepanjang
garis (titik A, B, C, D, dan E) merupakan produksi tertinggi atau maksimum yang
dapat dilakukan masyarakat.
Coba kamu perhatikan titik
F ke G. Titik di dalam wilayah kurva kemungkinan produksi, misalnya titik G,
menandakan bahwa kegiatan ekonomi tidak memanfaatkan seluruh sumber daya yang
tersedia. Sementara itu, titik diluar kurva, misalnya, titik F, tidak dapat
dicapai dengan sumber daya atau teknologi yang tersedia.
Kurva Kemungkinan Produksi
(PPF) di atas menunjukkan jumlah barang dan jasa yang dapat diproduksi
terbatas. Selain dihadapkan pada biaya peluang, sumber daya sebagai bahan baku
untuk memproduksi barang dan jasajuga tersedia dalam jumlah terbatas.
Sistem Ekonomi
1. Pengertian Sistem Ekonomi
Seperti telah dibahas dalam Bab I masalah pokok ekonomi terkait dengan mencari
jawaban tiga pertanyaan what,
how, dan for whom. Beberapa ahli menyatakan bahwa jawaban
terhadap ketiga pertanyaan tersebut diatur dalam sistem ekonomi yang dianut
oleh suatu negara, seperti yang terlihat dalam pengertian sistem ekonomi di
bawah ini.
Menurut
Gilarso (1992:486) sistem ekonomi adalah keseluruhan tata cara untuk
mengoordinasi-kan perilaku masyarakat (para konsumen, produsen, pemerintah,
bank, dan sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi,
konsumsi, investasi, dan sebagainya) sehingga menjadi satu kesatuan yang
teratur dan dinamis, dan kekacauan dapat dihindari.
2. Macam-macam Sistem Ekonomi
a. Sistem Ekonomi Komando/Terpusat
(Komunisme/Kolektivisme)
Kita sering mendengar istilah komunisme dan sosialisme. Semula kedua kata
tersebut memiliki pengertian yang sama. Akan tetapi kemudian komunisme dipakai
untuk menyebutkan sosialisme paling radikal, yang menuntut penghapusan total
terhadap hak-hak pribadi.
Sementara itu, sosialisme adalah ajaran dan gerakan yang menganutnya bahwa
keadilan sosial tercapai melalui penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat
produksi atau suatu keadaan masyarakat yang hak milik pribadi atas alat-alat
produksinya telah dihapus. (Suseno, 1999 : 270).
Sistem ekonomi komando/terpusat/komunisme/kolektivisme atau dalam pembelajaran
ini kita gunakan istilah Sistem Ekonomi Komando diartikan sebagai suatu sistem
dengan kendali yang ketat berada di pihak pemerintahan dalam menentukan
kepemilikan bisnis, laba, dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
Ciri-ciri
sistem ekonomi komando adalah sebagai berikut.
1.
Semua sumber daya ekonomi dikuasai negara atas nama rakyat.
2. Seluruh kegiatan produksi diusahakan bersama. Tidak ada
perusahaan swasta yang ada perusahaan negara.
3.
Harga dan penyaluran barang ditentukan dan dikendalikan oleh negara.
4.
Jenis pekerjaan dan pembagian kerja diatur oleh pemerintah.
Kapital
(pasar murni) sebagai sistem ekonomi semata-mata mementingkan kapital untuk
mendapatkan kapital yang lebih besar lagi. Adapun ciri-ciri sistem ekonomi
pasar bebas adalah sebagai berikut.
1. Semua alat dan sumber produksi dikuasai oleh perseorangan.
2. Orang bebas memilih lapangan pekerjaan dan bidang usaha
sendiri.
3. Para produsen bebas menentukan apa dan
berapa yang akan diproduksi dengan harapan mendapatkan laba yang
sebesar-besarnya.
4. Campur tangan negara ditiadakan/dibatasi.
5. Ada persaingan antarpengusaha.
Kebaikan sistem ekonomi pasar bebas adalah sebagai berikut.
1. Setiap individu bebas mengatur perekonomian.
2. Setiap individu bebas memiliki alat-alat produksi.
3. Adanya persaingan mengarah ke kemajuan.
4. Produksi berdasarkan apa yang dibutuhkan masyarakat.
Keburukan sistem ekonomi pasar bebas adalah sebagai berikut.
1. Menimbulkan eksploitasi.
2. Menimbulkan monopoli.
3. Tidak ada pemerataan pendapatan.
4. Terjadinya ketidakstabilan ekonomi.
c. Sistem Ekonomi
Campuran
Dalam sistem ekonomi ini, pemerintah dan swasta mempunyai peranan yang
berimbang dalam kegiatan ekonomi.
Ciri-ciri sistem ekonomi campuran adalah sebagai berikut.
1. Gabungan dari sistem ekonomi komando dan sistem pasar.
2. Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai langsung oleh pemerintah.
3. Pemerintah melakukan intervensi dengan cara membuat peraturan, menetapkan
kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan sektor swasta.
4. Peran pemerintah dan swasta berimbang.
|
Dalam
sistem ini pemerintah dapat mengatur, mengawasi, menstabilkan, dan memajukan
ekonomi nasional secara keseluruhan dengan cara mendorong dan membimbing
inisiatif swasta dan prakarsa rakyat. Pada umumnya campur tangan pemerintah
dalam perekonomian melalui kebijakan fiskal dan moneter.
Pada
saat ini dapat dipastikan tidak ada satu negara pun yang menganut sistem
ekonomi komando ataupun sistem ekonomi pasar secara murni. Amerika Serikat yang
mengikrarkan diri sebagai negara paling kapitalis tetap saja pemerintahnya ikut
mengatur sektor swasta, seperti Lembaga Federal mengatur keselamatan kerja,
kualitas lingkungan, persaingan, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Negara RRC, yang semula menerapkan sistem komando, sekarang menggunakan
pendekatan pasar bebas yang semakin meningkat setiap saat. Maka tidak heran kita akan sangat mudah menemukan
produk-produk Cina di negara kita.
B. Sistem Demokrasi Ekonomi
Sistem
Ekonomi Komando, Sistem Ekonomi Pasar, dan Sistem Ekonomi Campuran adalah tiga
sistem ekonomi yang secara umum dikenal di seluruh dunia. Bagaimana dengan
sistem ekonomi yang berlaku di Indonesia? Indonesia tidak menganut Sistem
Ekonomi Komando, Sistem Ekonomi Pasar, maupun Sistem Ekonomi Campuran. Sistem
ekonomi yang diterapkan di Indonesia adalah Sistem Ekonomi Pancasila, yang di
dalamnya terkandung demokrasi ekonomi maka dikenal juga dengan Sistem Demokrasi
Ekonomi. Demokrasi Ekonomi berarti bahwa kegiatan ekonomi dilakukan dari, oleh,
dan untuk rakyat di bawah pengawasan pemerintah hasil pemilihan rakyat. Dalam
pembangunan ekonomi masyarakat berperan aktif, sementara pemerintah
berkewajiban memberikan arahan dan bimbingan serta menciptakan iklim yang sehat
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah
satu ciri positif demokrasi ekonomi adalah potensi, inisiatif, dan daya kreasi
setiap warga negara dikembangkan dalam batas-batas yang tidak merugikan
kepentingan umum. Negara sangat mengakui setiap upaya dan usaha warga negaranya
dalam membangun perekonomian.
Landasan pokok perekonomian Indonesia adalah Pasal 33 Ayat 1, 2, 3, dan 4 UUD
1945 hasil Amendemen, yang berbunyi sebagai berikut.
a.
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
c. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
d. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Selain
tercantum dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945, demokrasi ekonomi tercantum dalam Tap MPRS No. XXII/MPRS/1966 sebagai cita-cita
sosial dengan ciri-cirinya. Selanjutnya, setiap Tap MPR tentang GBHN
mencantumkan demokrasi ekonomi sebagai dasar pelaksanaan pembangunan dengan
ciri-ciri positif yang selalu harus dipupuk dan dikembangkan. Ciri-ciri positif
diuraikan dalam poin-poin berikut:
a.
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
c.
Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
d. Perekonomian
nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efesiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
e.
Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan
pemufakatan lembaga-lembaga perwakilan rakyat.
f.
Warga memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan dan penghidupan yang
layak.
g. Hak
milik perseorangan diakui pemanfaatannya tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan masyarakat.
h.
Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan dalam
batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
i. Fakir
miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
Adapun ciri negatif yang harus dihindari dalam sistem perekonomian kita
karena bersifat
kontradiktif dengan nilai-nilai dan kepribadian bangsa Indonesia
adalah sebagai
berikut.
1. Sistem _Free
Fight Liberalism_, yang menumbuhkan eksploitasi manusia dan
bangsa lain.
2. Sistem _Etatisme_,
negara sangat dominan serta mematikan potensi dan daya
kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara.
3. Pemusatan
kekuatan ekonomi pada suatu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan
masyarakat
|
Perilaku Konsumen dan Produsen dalam Kegiatan Ekonomi
Apa
yang terlintas dalam pikiran kalian jika mendengar kata kegiatan ekonomi dari
lingkungan sekitarmu? Dapatkah kalian membuat garis besar mengenai
kegiatan-kegiatan tersebut? Dan apakah kalian bisa membuat gambaran tentang
pola perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi?
Bila
kalian pernah pergi ke sebuah industri kue, kalian akan melihat orang-orang
yang sedang membuat kue dan tentu kalian akan mencoba memakan kue itu,bukan?
Nah, semua itu merupakan serangkaian kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
produsen dan konsumen. Dan bagaimana pula konsumen dan produsen menentukan
pilihan untuk mencapai tujuan masing-masing?
A. Kegiatan Ekonomi
Dalam
kehidupan sehari-hari, pasti kalian sering mendengar perkataan ekonomi. Coba
sebutkan, apa saja yang mengandung perkataan ekonomi! Ya! Dapat juga
ditambahkan, misalnya: kegiatan ekonomi, pembangunan ekonomi, kesulitan
ekonomi, dan banyak lagi. Dalam materi yang pertama, kita membahas tentang
pengertian kegiatan ekonomi. Apakah kegiatan ekonomi itu? Dengan melihat
kehidupan di lingkungan sekitarmu, kalian akan tahu apa kegiatan ekonomi itu!
Istilah
ekonomi mula-mula berasal dari Yunani. Oikos berarti rumah tangga, dan nomosberarti
aturan. Perubahan kata ekonomis menjadi ekonomi mengandung arti aturan yang
berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga. Dalam
perkembangannya, kita mengenal seorang tokoh sekaligus sebagai Bapak Ekonomi
yaitu Adam Smith (1723-1790). Dalam bukunya An Inquiry
into the Nature and Causes of the Wealth of Nation, biasa
disingkat The
Wealth of Nation, yang diterbitkan pada tahun 1776. Secara sistematis untuk
pertama kalinya Adam Smith menguraikan kehidupan eknnomi secara keseluruhan
serta menunjukkan bagaimana semua itu berhubungan satu sama lain.
Ilmu
ekonomi terkait erat dengan kemakmuran. Telah diketahui, bahwa ilmu ekonomi
adalah bahan kajian yang mempelajari upaya memenuhi kebutuhan untuk mencapai
kemakmuran. Kalau begitu, jika masyarakat sejahtera berarti masyarakat tersebut
mengalami kemakmuran. Masyarakat dikatakan makmur apabila semua kebutuhan
materi dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya, dan tingkat kemakmuran dapat
diukur dari banyaknya barang dan jasa yang dihasilkan serta banyak barang dan
jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
B. Perilaku Konsumsi dalam Kehidupan
Sehari-hari
1. Pengertian
Konsumsi
Sebenarnya
apakah kalian tahu apa yang dimaksud dengan konsumsi itu? Apakah dengan sekedar
makan nasi, kalian bisa dikatakan telah melakukan konsumsi? Seperti diketahui,
motif utama konsumen dalam mengonsumsi barang dan jasa adalah memperoleh
kepuasan yang sebesar-besarnya. Pada dasarnya, kepuasaan ini diperoleh karena
adanya manfaat atau daya guna dari barang dan jasa. Sepiring nasi yang kalian
santap misalnya, dapat memberi rasa kenyang. Dengan menyantap nasi tersebut,
kalian telah menghabiskan manfaat atau daya guna nasi tersebut.
Dalam
kehidupan manusia sehari-hari, secara singkat konsumsi sering diartikan sebagai
kegiatan memakai, meng- gunakan, memanfaatkan barang atau jasa. Dalam
pengertian ekonomi, konsumsi diartikan sebagai kegiatan manusia mengurangi
atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan,
baik secara berangsur-angsur maupun sekaligus habis.
2. Fungsi Konsumsi
Apa yang kalian tahu tentang fungsi
konsumsi? Kegiatan-kegiatan konsumsi yang pernah kalian lakukan pasti memiliki
fungsi. Coba lakukan kegiatan konsumsi di kehidupanmu! Kemudian pikirkan apa
fungsi kegiatan konsumsi yang telah kalian lakukan. Dari situlah kalian akan
tahu fungsi konsumsi.
Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh
konsumen pada dasarnya memiliki fungsi sebagai berikut:
· Untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
· Memberikan
kesenangan kepada manusia.
· Indikator untuk mengukur tingkat status sosial manusia.
· Menambah
tingkat permintaan masyarakat.
Berbagai macam kebutuhan konsumsi sangat mempengaruhi tingkat
permintaan kebutuhan tersebut oleh masyarakat.Semakin banyak kebutuhan konsumsi
yang diperlukan oleh konsumen, semakin banyak pula permintaan barang kebutuhan
yang dikeluarkan.
3. Tujuan Konsumsi
Jika kalian melakukan
kegiatan konsumsi, misalnya membeli baju, apakah kalian dapat mengetahui tujuan
konsumsi yang kalian lakukan?
Kegiatan konsumsi yang
dilakukan manusia secara umum bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau
untuk memperoleh kepuasan sebesar-besarnya dan mencapai tingkat kemakmuran.Namun, dengan adanya tingkatan/lapisan masyarakat yang
berbeda-beda, tujuan konsumsi juga berbeda pula.
Pada
masyarakat tradisional yang ditandai dengan peradaban yang belum maju dan
kebutuhan masih sederhana, kegiatan konsumsi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari guna untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Contohnya kehidupan
masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Pada masyarakat modern, tujuan konsumsi
sudah berubah bukan hanya sekedar mempertahankan hidup, tetapi lebih banyak
diarahkan untuk kepentingan kesenangan atau prestise (harga
diri). Contohnya
konsumsi barang mewah.
4. Utilitas (Utility) Barang dan Jasa
a. Barang
dan Jasa
Di
dalam teori ekonomi, benda-benda yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan
manusia disebut barang. Syarat utama yang harus dipenuhi oleh suatu benda untuk
dapat disebut barang adalah dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Barang
dan jasa dapat dibedakan berdasarkan ketersediaannya, berdasarkan daya tahannya,
dan berdasarkan penggunaanya, berdasarkan hubungannya dengan barang lain,
berdasarkan jaminan, dan dari proses pembuatannya.
1) Berdasarkan
ketersediaan
2) Berdasarkan hubungannya dengan barang/jasa lain
3) Berdasarkan
jaminan
4) Berdasarkan
proses pembuatan
5)
Berdasarkan daya
tahan
6)
Berdasarkan penggunaannya
b. Utilitas Barang/Jasa
Setiap hari dalam
kehidupan, kalian memanfaatkan barang seperti tas, sepatu, televisi, jasa
potong rambut dan sebagainya. Mengapa barang/jasa tersebut kalian pakai? Karena
barang/jasa berguna bagi kalian. Namun, apa saja bentuk-bentuk kegunaan dari
suatu barang/jasa yang sering kalian gunakan? Jawabannya adalah sebagai
berikut.
1) Time
Utility (berguna
karena waktu)
2) Place
Utility (berguna
karena tempat)
3) Form Utility (berguna
karena bentuk)
4) Ownersheep
Utility (berguna
karena pemilikan)
5) Element
Utility (berguna
karena unsur)
5. Nilai Barang dan Jasa (Value of Good)
Barang dan jasa mempunyai nilai.Nilai dapat dibedakan menjadi dua jenis, sebagai berikut.
· Nilai
Pakai Objektif
Adalah kemampuan dari
suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh nasi bagi setiap penduduk
Indonesia mempunyai nilai pakai objektif, sebab tanpa membeda-bedakan orangnya,
setiap penduduk Indonesia dapat memakan nasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
waktu lapar.
· Nilai
Pakai Subjektif
Adalah arti yang yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu
benda/jasa sehubungan benda/jasa tersebut dapat dipakai memenuhi kebutuhan
hidup pribadi pemakainya (unsur psikologis pemakainya.
Unsur psikologis pemakai adalah kepercayaan pemakai terhadap
barang yang dipakainya.Misalnya barang yang
dianggap menjadi jimat, menimbulkan kekuatan supranatural, meningkatkan prestise atau
dapat memberikan kepuasan yang sangat mendalam bagi si pemakai. Contohnya benda
antik, lukisan, batu akik, model pakaian, dan kemenyan.
6.
Bentuk-bentuk Perilaku Konsumsi
Bila
dilihat dari segi pertimbangan rasional (akal sehat), perilaku konsumen dalam
berbelanja dibedakan menjadi dua macam: (1) perilaku konsumsi rasional; dan (2)
perilaku konsumsi irasional.
1. Perilaku
Konsumsi Rasional.
Adalah
perilaku konsumen yang didasari atas pertimbangan rasional (nalar) dalam
mengkonsumsi suatu produk. Suatu pembelian dapat dikatakan rasional, bila dasar
pertimbangannya adalah sebagai berikut.
a. Produk
tersebut mampu memberikan kegunaan optimal (optimum utility) bagi konsumen.
Suatu
pembelian dapat dikatakan rasional bila dalam membeli barang, darang tersebut
benar-benar dapat memenuhi kebutuhan kita. Semakin lama jangka waktu
pemuasannya, maka akan semakin baik. Misalnya, akan lebih baik jika kita
membeli pakaian yang dapat digunakan dalam banyak acara daripada membeli
pakaian yang hanya bisa digunakan dalam satu acara.
b. Produk tersebut benar-benar dibutuhkan konsumen.
Butuh
tidaknya kita akan barang tersebut dapat dilihat dari posisi barang tersebut
dalam skala prioritas kita. Bila manusia membeli barang yang ada di posisi
paling atas dalam skala prioritas, berarti manusia telah melakukan tindakan
konsumsi yang rasional.
c. Mutu
produk terjamin.
Bagaimana
kita tahu mutu produk itu terjamin? Bila
barang tersebut merupakan makanan, barang tersebut sudah terdaftar di
Departemen Kesehatan. Bagi kaum muslim, suatu produk dapat terjamin bila telah
mendapatkan sertifikasi halal dari MUI.
d. Harga terjangkau dan sesuai dengan kemampuan konsumen
yang membeli.
Suatu
pembelian dapat dikategorikan sebagai rasional, bila ada kesesuaian antara
harga yang harus dibayar dan uang yang dimiliki.
2. Perilaku Konsumsi Tidak Rasional (Irrasional)
Sebuah
tindakan dalam berbelanja dapat dikatakan tidak rasional bila seorang konsumen
memutuskan membeli barang tanpa pertimbangan yang baik. Contoh perilaku konsumsi irrasional:
a. Membeli barang hanya karena tertarik dengan iklannya.
Banyak
iklan yang menipu atau menyembunyikan informasi. Kalau kalian memperhatikan
sebuah iklan dan keesokan harinya kalian membeli barang karena barang itu
kelihatan bagus di iklan, berarti kalian termasuk konsumen yang irrasional.
b. Tertarik membeli barang hanya karena mereknya yang
terkenal.
Banyak
orang yang menganggap kalau mereka punya barang merek tertentu mereka akan
dianggap hebat. Namun, kalau kalian membeli jeans hanya karena mereknya yang
terkenal tanpa meneliti dan membandingkan kualitasnya dengan produk lain, maka
perilakumu dapat dikatakan irrasional.
c. Membeli barang hanya karena obral atau untuk memperoleh
bonus.
Pikirkanlah
tujuanmu saat membeli barang obral atau barang yang ada bonusnya. Apakah kalian
membeli barang memang karena membutuhkan barang tersebut, ataukah karena obral?
Karena bila kalian membeli hanya untuk obral atau bonus, kalian dikategorikan
sebagai konsumen yang irrasional.
d. Konsumsi hanya untuk pamer atau gengsi, bukan karena
kebutuhan akan barang tersebut.
Memiliki
baju yang bermerek mungkin terlihat keren di mata teman-temanmu. Tetapi bila
baju itu telah kalian kenakan, apakah teman-temanmu masih dapat mengenali
mereknya sepintas lalu? Bila demikian, apakah pengeluaranmu sebanding dengan
penghargaan yang kalian peroleh?
C. Pola Perilaku Konsumen
Coba luangkan waktumu
untuk mengamati kesibukan di pagi hari! Suasana pagi yang ramai dengan kesibukan orang-orang yang
ingin bergegas menuju tempat beraktivitas. Siapa sajakah mereka? Bisakah kalian
menemukan jawabannya? Betul! Mereka adalah pegawai yang menuju kantor,
guru dan murid yang tidak ingin terlambat masuk sekolah, serta para pembeli
yang ingin berbelanja.
Aktivitas
yang mereka lakukan merupakan perwujudan dari pilihan yang telah mereka ambil
dengan harapan dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki untuk
mencapai tujuan yang optimal.
Bila
kita amati lebih jauh, mereka adalah para konsumen. Kegiatan utama konsumen
membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sudut pandang ekonomi
mikro, konsumen memiliki pola tertentu dalam menjalankan kegiatannya. Berikut akan dibahas
lebih dalam.
1. Pendekatan
Teori
Kegiatan
utama konsumen adalah membeli barang dan jasa dengan tujuan memperoleh kepuasan
(utility). Pola perilaku konsumen dalam membeli barang dan jasa tersebut
dapat dijelaskan dengan pendekatan:
1. Teori
Kardinal
2. Teori
Ordinal
3. Teori
Atribut
Teori ke 2 dan 3 akan
kalian pelajari di perguruan tinggi nanti. Sekarang kalian akan mempelajari
teori kardinal.
Untuk
memahami teori kardinal perlu beberapa anggapan (asumsi) dasar, yaitu:
a. Kepuasan (utility) setiap konsumen dapat diukur dengan satuan tertentu.
Sebagai contoh, apabila kalian mengonsumsi sebatang coklat, maka kalian bisa
menyatakan kepuasan yang kalian peroleh sebesar misalnya 50 satuan utilitas.
Lebih lanjut kepuasan konsumen dianggap bersifat dapat dijumlahkan. Apabila
bersama coklat kalian juga mengonsumsi makanan kecil yang kalian nilai memberi
kepuasan 25, maka kepuasan total kalian akan menjadi 50 + 25 = 75 satuan
kepuasan.
b. Dalam setiap kegiatan konsumsi berlaku The Law of Diminishing Marginal Utility yaitu semakin banyak unit barang yang dikonsumsi maka
tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap suatu tambahan barang yang
dikonsumsi akan menurun.
c. Konsumen selalu berusaha mendapatkan kepuasan maksimum.
d. Konsumen menggunakan seluruh anggaran yang dimilikinya.
2. Teori
Nilai Konsumen
Pada halaman sebelumnya,
kita telah membahas tentang pendekatan teori kardinal yang di dalamnya telah
disinggung mengenai marginal
utility, law of diminishing marginal utility, dan total utility.Di dalam teori nilai konsumen, akan dibahas secara lebih
lanjut!
Dalam
ilmu ekonomi, berbagai keputusan yang diambil oleh konsumen dalam melakukan
konsumsi dijelaskan dengan teori nilai guna. Nilai guna atau utilitas berarti
kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang atau jasa. Nilai
guna total seorang konsumen biasanya meningkat saat ia mengkonsumsi suatu
produk dalam jumlah yang semakin meningkat, namun pada tingkat yang umumnya
lebih lambat. Artinya, setiap unit tambahan yang dikonsumsi menambahkan nilai
guna marjinal yang lebih kecil dibandingkan dengan unit sebelumnya, sejalan
dengan kejenuhan individu bersangkutan terhadap produk tersebut. Pada umumnya,
kita dapat menggolongkan teori nilai guna ke dalam empat macam sebagai berikut.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konsumsi
· Faktor
Internal
1. Pendapatan
Pendapatan
konsumen berpengaruh pada besarnya konsumsi yang dilakukan. Semakin tinggi
pendapatan konsumsi, konsumsi cenderung semakin besar pula. Sebaliknya,
konsumen yang berpendapatan rendah biasanya tidak akan banyak melakukan
kegiatan konsumsi karena daya belinya juga rendah. Pendapatan dan konsumsi
dapat digambarkan dengan rumus sebagai berikut:
2. Motivasi
Setiap
orang mempunyai motivasinya sendiri-sendiri dalam melakukan kegiatan konsumsi.
Ada yang melakukan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan yang benar-benar
diperlukan. Namun ada pula orang yang membeli barang hanya karena ikut-ikutan
orang lain, padahal sebenarnya ia tidak membutuhkannya. Sebagian lain
mengkonsumsi barang/jasa tertentu demi memperlihatkan status sosial/gengsi.
Misalnya seorang siswa membeli handphone keluaran terbaru agar dianggap keren
oleh teman-temannya.
3. Sikap dan kepribadian
Sikap
dan kepribadian individu juga mempengaruhi perilaku konsumsinya. Orang yang
hemat hanya akan membeli barang-barang yang telah direncanakan, sementara orang
yang boros seringkali membeli barang-barang diluar perhitungannya. Orang yang
menyukai barang kuno akan berani membeli barang itu dengan harga tinggi,
sementara orang yang tidak menyukai barang kuno tidak akan membeli barang itu
meskipun diberi gratis.
4. Selera
Masing-masing
individu mempunyai selera yang berbeda-beda dalam memilih berbagai jenis
barang/jasa. Ini juga berpengaruh terhadap pola konsumsi. Misalnya, meskipun
sama-sama remaja, kalian dan teman-temanmu memiliki selera yang berbeda dalam
pemilihan benda konsumsi. Dalam
hal celana, misalnya. Temanmu mungkin menyukai jins sementara kalian menyukai celana
kargo.
· Faktor Eksternal
1. Kebudayaan
Kebudayaan yang terdapat
di suatu daerah berpengaruh pada pola konsumsi masyarakat di daerah tersebut.Di Jepang dan Cina, orang makan dengan menggunakan dengan
menggunakan sumpit. Sementara di negara barat, sendok dan garpu sering ditemani
pisau. Bagaimana dengan kalian sebagai orang Indonesia? Apakah kalian makan
dengan cara orang barat, cara orang Cina atau makan dengan menggunakan tangan?
2. Status Sosial
Status/posisi
seseorang di dalam masyarakat dengan sendirinya akan membentuk pola konsumsi
orang tersebut. Konsumsi seorang presiden, raja, atau menteri sudah jelas
berbeda dengan konsumsi sopir, tukang kayu, atau pengusaha kecil. Bagi tukang
kayu, makan nasi dan tempe sudah cukup. Namun bagi seorang konglomerat, harus
ada pilihan lauk hingga lima macam dan tempatnya harusnya mewah.
3. Harga Barang
Sudah menjadi hukum
ekonomi bahwa bila harga barang naik, konsumsi akan menurun, dan bila harga
barang rendah, konsumsi akan tinggi. Ini juga berlaku untuk tingkat harga
barang substitusi, seperti yang sudah yang diuraikan dalam pembahasan tentang
hukum permintaan dan penawaran.
Model Diagram Interaksi Pelaku Kegiatan Ekonomi
Apa yang kalian pikirkan tentang model diagram interaksi? Dapatkah kalian
membuat garis besar mengenai model diagram tersebut? Dan apakah kalian bisa
menjelaskan bagaimana interaksi para pelaku ekonomi dalam diagram tersebut?
Perlu kalian tahu di
dunia nyata, para pelaku ekonomi saling berinteraksi dan berhubungan dalam
melakukan kegiatan ekonomi. Tanpa adanya interaksi diantara mereka, kegiatan
ekonomi di seluruh dunia tidak akan berjalan. Nah, siapa mereka? Mereka adalah
konsumen, produsen, pemerintah, dan masyarakat ekonomi luar negeri. Interaksi
diantara mereka dapat dianalisis dengan menggunakan circulair flow diagram. Dengan model ini, kalian dapat memahami dengan mudah
bagaimana kegiatan ekonomi yang melibatkan para pelaku ekonomi berjalan dengan
situasi dan kondisi tertentu.
A. Pelaku Kegiatan Ekonomi
Dari ilustrasi di halaman
sebelumnya, apakah kalian masih ingat siapa para pelaku kegiatan ekonomi?
Ingat! Semua kegiatan dalam perekonomian mempunyai pelaku ekonomi.Coba
sebutkan! Benar! Para pelaku ekonomi adalah konsumen, produsen, pemerintah, dan
masyarakat ekonomi luar negeri. Tanpa pelaku tersebut, kegiatan ekonomi berupa
produksi, distribusi, dan konsumsi, tidak akan dapat berjalan. Rumah Tangga Produksi
(Perusahaan)
Apa
yang kalian tahu tentang rumah tangga produksi? Coba kunjungilah pabrik-pabrik
yang ada di dekat rumahmu. Dengan itu, kalian pasti akan tahu siapa rumah
tangga produksi itu. Rumah tangga produksi disebut juga perusahaan atau
produsen. Perusahaan adalah kelompok masyarakat yang tugasnya memproduksi
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Contohnya
kayu balok dijadikan perabot rumah tangga. Untuk mengubah kayu balok menjadi
peralatan rumah tangga diperlukan paku, gergaji, cat, dan tukang kayu. Faktor
produksi berperan penting dalam produksi perusahaan untuk menghasilkan barang
dan jasa hasil produksi. Dari manakah perusahaan memperoleh faktor produksi?
Perusahaan membeli faktor-faktor produksi dari rumah tangga konsumen dan
membeli bahan-bahan serta alat-alat produksi. Rumah tangga
produksi memiliki beberapa bentuk, yaitu:
Ø Perusahaan
Perseorangan
Yaitu usaha yang dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh seseorang
yang bertanggung jawab penuh terhadap semua resikodan aktivitas perusahaan.
Contoh: warung, café, restoran, kedai.
Ø Firma (Fa)
Yaitu suatu persekutuan
antara dua orang atau lebih dengan nama bersama untuk menjalankan usaha, dimana
tanggung jawab masing-masing anggota firma tidak terbatas.Contoh:
kantor hukum atau kantor akuntan.
Ø Perseroan
Komanditer (CV)
Yaitu suatu bentuk perjanjian kerja sama untuk berusaha bersama
antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan, serta
bertanggung jawab penuh dengan kekayaan pribadinya. Contoh: usaha percetakan
dan transportasi.
Ø Perseroan
Tarbatas (PT)
Yaitu suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan yang
mempunyai modal usaha yang terbagi atas beberapa saham, dimana tiap sekutu
turut mengambil bagian sebanyak satu atau lebih saham. Contoh: PT Indosat, PT
Kimia Farma.
Ø Koperasi
Yaitu suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau
badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan
bekerjasama secara kekeluargaan, menjalankan usaha untuk mempertinggi
kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.
· Rumah
Tangga Konsumsi (Konsumen)
Apa
yang kalian pikirkan tentang rumah tangga konsumsi? Sudahkah kalian menyadari
bahwa kalian merupakan seorang konsumen? Misalnya, kalian menggunakan komputer
untuk mengerjakan tugas, tindakan yang kalian lakukan merupakan kegiatan mengkonsumsi
barang. Jadi dapat dikatakan, kalian sebagai seorang konsumen.
Rumah
tangga konsumsi disebut juga dengan konsumen. Konsumen adalah rumah tangga yang
melakukan kegiatan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan dan sebagai pemilik
faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, dan wirausaha). Rumah
tangga konsumsi membutuhkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh rumah tangga
produksi untuk hidup.
Untuk
dapat melaksanakan kegiatan konsumsinya, setiap rumah tangga konsumsi harus
memiliki pendapatan. Bagaimana dan dari mana rumah tangga memperoleh pendapatan
agar kegiatan konsumsi dapat terlaksana?
Pendapatan
rumah tangga dapat diperoleh dari perusahaan dengan cara sebagai berikut.
a. Sewa (rent), yaitu balas jasa yang diterima rumah tangga
karena telah menyewakan tanahnya kepada pihak lain, misalnya perusahaan.
b. Upah (wage), yaitu balas jasa yang diterima rumah tangga
karena telah mengorbankan tenaganya untuk bekerja pada perusahaan dalam
kegiatan produksi.
c. Bunga (interest), yaitu balas jasa yang diterima rumah
tangga dari perusahaan karena telah meminjamkan sejumlah dana untuk modal usaha
perusahaan dalam kegiatan produksi.
d. Laba (profit), yaitu balas jasa yang diterima rumah
tangga dari rumah tangga produsen karena telah mengorbankan tenaga dan
pikirannya mengelola perusahaan sehingga perusahaan memperoleh laba.
· Rumah
Tangga Negara (Pemerintah)
Di
dalam kehidupan nyata, apakah kalian bisa menilai tindakan pemerintah dalam
bidang ekonomi sudah berjalan dengan maksimal? Apakah peran pemerintah untuk
menyukseskan kegiatan ekonomi di Indonesia sudah dilakukan hingga merata ke
seluruh lapisan masyarakat di berbagai daerah? Ingat! Bagaimana pun hasilnya,
pemerintah memegang peran utama dalam kegiatan ekonomi.
Pemerintah
adalah pelaku kegiatan ekonomi yang menjalankan kegiatan ekonomi berdasarkan
motif ekonomi sosial, yaitu motif mencari penghasilan guna kepentingan umum.
Tidak ada perekonomian yang berjalan tanpa campur tangan sama sekali dari
pemerintahnya. Pemerintah merupakan pihak yang mempunyai peranan penting dalam
perekonomian. Di dalam perekonomian, pemerintah bertugas untuk mengatur,
mengendalikan serta mengadakan kontrol terhadap jalannya roda perekonomian agar
negara bisa maju dan rakyat bisa hidup dengan layak dan damai.
Perusahaan negara
dikelompokkan menjadi:
Ø Perusahaan
Negara Umum (PERUM)
Yaitu kegiatan usaha yang
ditujukan untuk melayani kepentingan umum. Contoh: Perum Perhutani
dan Perum Pegadaian.
Ø Perseroan
Terbatas Negara (PERSERO)
Yaitu perusahaan yang seluruh atau sebagian sahamnya dimiliki
oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan. Contoh: PT Asuransi Jiwasraya, PT PLN.
· Masyarakat
Ekonomi Luar Negeri
Sebagai makhluk sosial
kita tidak bisa hidup tanpa kehadiran orang lain. Kita tidak bisa mencukupi semua kebutuhan kita tanpa
bantuan orang lain. Hal ini juga berlaku pada warga negara, di mana negara kita
tidak mampu mencukupi semua kebutuhan warga negaranya. Hal ini menyebabkan
negara membutuhkan bantuan negara lain agar kebutuhan masyarakat dapat
terpenuhi.
Masyarakat
ekonomi luar negeri adalah pelaku ekonomi yang mendukung suksesnya kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara. Berbagai kerja sama dalam bidang
ekonomi dapat dilakukan dengan masyarakat luar negeri. Kerja sama tersebut
tidak hanya berupa perdagangan, namun juga dapat berbentuk pertukran tenaga
kerja, penanaman modal, pinjaman, dan bantuan. Masyarakat ekonomi luar negeri
pada dasarnya merupakan pelaku ekonomi yang berhubungan dengan transaksi luar negeri.
Sektor ini mencakup ekspor impor barang dan jasa, aliran modal yang berkaitan
dengan transaksi perbankan serta investasi. Transaksi luar negeri bersih (neto)
akan mempengaruhi tingkat dan komposisi aktivitas
B. Circulair Flow Diagram
Perlu kalian ingat,
antara empat pelaku ekonomi, yaitu konsumen, produsen, pemerintah dan
masyarakat luar negeri terjadi interaksi karena mereka saling membutuhkan
sehingga terjadi arus lingkar kegiatan ekonomi (circulair flow economic
activity) yang menggambarkan arus barang yang mengalir dari dan kepada
masing-masing pelaku ekonomi. Interaksi tersebut dapat dianalisis dengan
menggunakan diagram aliran melingkar (circulair flow diagram)
Circulair
Flow Diagram Model Sederhana (Dua Sektor)
KONSUMEN
|
PRODUSEN
|
Modal, tanah, tenaga kerja,
kewirausahaan
|
PASAR
INPUT
|
Modal, tanah, tenaga
kerja,kewirausahaan
|
Bunga, sewa, laba, upah
|
Pengeluaran produsen
|
PASAR
OUTPUT
|
Pengeluaran konsumen
|
Barang dan jasa
|
Pendapatan produsen
|
Barang danjasa
|
§ Circulair Flow Diagram Tertutup Tidak Sederhana (Tiga Sektor)
Modal, tanah, tenaga kerja, kewirausahaan
|
PRODUSEN
|
KONSUMEN
|
PASAR
INPUT
|
PASAR
OUTPUT
|
Bunga, sewa, laba, upah
|
Pengeluaran produsen
|
Pengeluaran
konsumen
|
Barang dan jasa
|
Pendapatan produsen
|
Barang dan jasa
|
Modal, tanah, tenaga
kerja,kewirausahaan
|
PEMERINTAH
|
pajak
|
Barang publik
|
pajak
|
Barang publik
|
Pengeluaran Pemerintah
|
Modal, tanah, tenaga kerja, kewirausahaan
|
Barang dan jasa
|
Pengeluaran Pemerintah
|
§ Circulair Flow Diagram Model Terbuka (Empat Sektor)
ekspor
|
impor
|
LUAR NEGERI
|
ekspor
|
impor
|
LUAR NEGERI
|
PEMERINTAH
|
pajak
|
Barang publik
|
pajak
|
Barang publik
|
Modal, tanah, tenaga kerja,
kewirausahaan
|
Bunga, sewa, laba, upah
|
Pengeluaran produsen
|
PASAR
INPUT
|
Modal, tanah, tenaga kerja,
kewirausahaan
|
Modal, tanah, tenaga kerja,
kewirausahaan
|
Pengeluaran konsumen
|
Barang
dan jasa
|
Pendapatan produsen
|
Barang dan jasa
|
PASAR
OUTPUT
|
Pengeluaran Pemerintah
|
Barang dan jasa
|
KONSUMEN
|
PRODUSEN
|
Peran Produsen dan Konsumen Dalam Kegiatan Ekonomi
Setelah
kalian mempelajari bab dua mengenai Model Diagram Interaksi, apakah kalian
masih ingat pelaku-pelaku kegiatan ekonomi dan interaksi diantara mereka?
Kalian harus selalu mengingatnya di kehidupan nyata. Dengan itu, kalian akan
mengenal lebih dalam para pelaku kegiatan ekonomi tersebut. Nah, untuk
memperdalam pengetahuanmu, masih berkaitan dengan bab sebelumnya, pada bab tiga
ini akan dibahas mengenai peran konsumen dan produsen, serta hubungan diantara
mereka. Perlu kalian ketahui di kehidupan nyata, konsumen dan produsen memiliki
peran masing-masing dalam melakukan kegiatan ekonomi. Dalam menjalankan peran
tersebut, mereka juga melakukan hubungan sehingga terwujud suatu kerjasama yang
baik dalam kegiatan ekonomi. Dengan itu, juga turut mengembangkan perekonomian
di negara kita
A. PERAN KONSUMEN DAN PRODUSEN DALAM KEGIATAN EKONOMI
Tentu
kalian telah mengetahui tentang pengertian, tujuan, fungsi serta perilaku
konsumen dan produsen pada bab terdahulu. Masih ingatkah kalian tentang hal-hal
tersebut? Nah, jika kalian masih ingat, maka akan lebih mudah bagi kalian untuk
menetukan peran konsumen dan produsen dalam bidang ekonomi.
1. Peran Konsumen.
§ Menyediakan faktor-faktor produksi bagi produsen. Hal ini
dapat berupa faktor-faktor produksi misalkan uang, tanah, tenaga kerja dan
modal.
§ Sebagai penerima imbalan jasa dari penggunaaan faktor-faktor
produksi.
§ Konsumen sebagai pemakai, mengurangi dan menghabiskan
barang dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk mempertahankan hidup.
Dalam hal ini konsumen berperan sebagai pemakai barang-barang produksi.
§ Sebagai penyalur barang dan jasa. Dalam hal ini konsumen
berperan sebagai distributor. Misalkan ketika berpergian seseorang membeli
barang-barang khas dari daerah yang dituju sebagai buah tangan.
§ Membayar pajak kepada pemerintah atau negara. Misalkan pajak pertambahan nilai sebuah barang dibebankan
sebagian kepada konsumen.
2. Peran Produsen
§ Penghasil barang dan jasa.
§ Konsumen jasa-jasa produkstif dari konsumen, berupa
tenaga kerja, usaha, tanah untuk modal dan tenaga ahli sebagai pemimpin
perusahaan
§ Membayar jasa-jasa atas penggunaan faktor-faktor produksi
kepada konsumen berupa pembayaran upah dan sewa..
§ Mengelola faktor-faktor produksi dan melakukan kegiatan
produksi barang dan jasa.
§ Agen pembangunan. Setiap perusahaan tidak hanya mengejar
keuntungan bagi pemilik modal tetapi bertanggung jawab atas kesejahteraan
karyawan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
§ Menerima pendapatan atas penjualan barang dan jasa yang
telah diproduksi.
§ Membayar pajak kepada negara. Seperti konsume, pajak juga
dibebankan sebagian kepada produsen sebagai kompensasi kepada negara.
3. Peran pemerintah
a. Sebagai pengatur kehidupan ekonomi.
b. Membuat perencanaan jangka panjang dan menengah (GBHN)
c. Menyediakan sarana dan prasarana pembangunan.
d. Menetapkan peraturan perundangan untuk mengatur, melindungi, atau menentukan
cara-cara melakukan kegiatan ekonomi.
e. Sebagai konsumen. Untuk menjalankan tugasnya pemerintah
memerlukan berbagai macam barang atau jasa, misalkan kegiatan administrasi
pemerintah diperlukan alat tulis dan peralatan kantor untuk transportasi
diperlukan kendaraan, dan sebagainya. Dalam hal ini pemerintah berperan sebagai
konsumen.
f. Sebagai produsen. Pemerintah bertindak sebagai produsen
untuk menghasilkan barang atau jasa yang menyangkut kepentingan orang banyak
yang dilakukan melalui bumn.
4. Masyarakat luar negeri.
a. Mengelola investasi atas penanaman modal asing dengan
mendirikan perusahaan milik asing dan swasta nasional (joint venture).
b. Menerima bantuan luar negeri berupa pinjaman dari
negara-negara asing atau lembaga keuangan internasional.
c. Pengekspor atau pengimpor barang dan jasa.
d. wisatawan mancanegara.
B. HUBUNGAN KONSUMEN DAN PRODUSEN DALAM KEGIATAN EKONOMI.
Setelah
mengetahui tentang peranan konsumsi dan produksi apakah kalian tahu tentang
hubungan antara keduanya dalam perekonomian Indonesia. Konsumsi dan produksi tentu tidak bisa dilepaskan antara
satu sama lain. Mengapa? Tentu pertanyan ini akan kalian ajukan. Maka, untuk menjawab pertanyaan kalian simak hubungan
antara produsen dan konsumen dibawah ini!
Pernahkan
kalian pergi kesebuah pusat perbelanjaan? Jika iya, apakah kalian pernah
membeli sebuah barang sebagai pelengkap kebutuhan? Konsumsi merupakan bagian
dari pemenuhan kebutuhan manusia tidak tergantung pada jenis dan macam
barang itu sendiri. Maka bisa disimpulkan bahwa setiap manusia akan melakukan
kegiatan konsumsi setiap hari selama masa hidupnya.
Apakah
kalian pernah berpikir apakah barang yang ditawarkan penjual (produsen) dapat
terjual semua apabila konsumen tidak memilih barang tersebut? Hubungan antara produsen dan konsumen merupakan sebuah
hubungan sebab akibat yang selalu beriringan antara satu dan lainnya. Bisa
dikatakan bahwa tanpa adanya konsumen maka kegiatan produsen dalam memproduksi
barang tidak akan berjalan dengan lancar bisa pula akan mengalami kebangkrutan,
begitu pula sebaliknya. Tanpa adanya produsen konsumen akan kesulitan bahkan
tidak akan mampu memenuhi kebutuhan.
Dalam
kehidupan ekonomi, kedua kegiatan tersebut akan saling berpengaruh. Dimana
produsen sebagai penyedia layanan dan konsumen sebagai pemakai layanan akan
berusaha untuk mencapai kepuasan-kepuasan maksimum masing-masing.
PERMINTAAN
DAN PENAWARAN
1. Pengertian Permintaan dan Penawaran
Permintaan adalah jumlah produk (baik barang maupun jasa)
yang diinginkan konsumen pada berbagai tingkat harga selama jangka waktu
tertentu.
Permintaan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai
berikut.
a.
Permintaan absolut
Permintaan absolut adalah permintaan yang tidak didukung
oleh daya beli, tetapi lebih merupakan angan-angan. Setiap orang dapat
dipastikan mempunyai permintaan absolut.
b.
Permintaan potensial
Permintaan potensial adalah permintaan yang akan diwujudkan
dengan sejumlah uang yang dimiliki. Artinya, permintaan yang didukung daya
beli, tetapi belum dilaksanakan. Misalnya, dengan uang sebesar Rp100.000,00 di
tabungan, seseorang berniat membeli sepatu, dan sedang memikirkan sepatu merk
apa yang hendak dibelinya. Orang-orang yang memiliki permintaan potensial
inilah yang biasanya menjadi sasaran iklan dan berbagai bentuk promosi lainnya.
c.
Permintaan efektif
Permintaan efektif adalah permintaan terhadap barang atau
jasa yang dilakukan sesuai dengan daya beli yang dimiliki. Misalnya, Faris
akhirnya membeli sepatu dengan merk X seharga Rp75.000,00.
Konsep penawaran menunjukkan berbagai jumlah (kuantitas)
barang yang akan dijual di pasar oleh seseorang atau beberapa orang penjual.
Dalam ilmu ekonomi, penawaran (supply) diartikan sebagai berbagai jumlah barang
yang akan dijual di pasar oleh seseorang atau beberapa orang penjual pada
berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu.
2. Faktor – Faktor
Permintaan
Permintaan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :
1. Harga barang itu
sendiri
Harga barang merupakan
faktor utama yang memengaruhi permintaan seseorang atau pasar. Harga yang
murah, tetapi mutu yang baik, akan menjadikan permintaan lebih banyak,
sedangkan harga tinggi dengan mutu yang biasa-biasa saja menjadikan permintaan
berkurang.
2. Perubahan harga
barang yang berkaitan
Jika kompor gas
disubstitusikan dengan kompor minyak tanah maka ketika terjadi kenaikan harga
gas maka permintaan terhadap kompor minyak tanah bertambah sebagai barang
pengganti karena dianggap lebih murah. Contoh lainnya jika gas adalah barang
komplementer dari kompor gas maka ketika harga gas naik akan menyebabkan
permintaan kompor gas menjadi turun.
3. Pendapatan
masyarakat (daya beli masyarakat)
Pendapatan memengaruhi
daya beli seseorang. Semakin besar pendapatan, permintaan terhadap barang
cenderung meningkat. Begitupun semakin kecil pendapatan maka akan semakin kecil
pula permintaan terhadap barang.
4. Populasi penduduk
(banyak sedikitnya jumlah penduduk)
Semakin banyak jumlah
penduduk suatu daerah maka semakin besar pula permintaan barang di daerah
tersebut.
5. Selera konsumen
(minat/keinginan masyarakat)
Misalnya, setelah
ditemukan alat komunikasi berupa telepon selular, selera orang beralih dari
telepon rumah ke telepon selular sehingga permintaan akan jenis telepon
tersebut semakin meningkat.
6. Adanya barang
pengganti (subtitusi)
Ketika harga gas naik,
masyarakat beralih pada barang substitusinya, yaitu minyak tanah sehingga
permintaan minyak tanah akan meningkat.
7. Tingkat kebutuhan
terhadap suatu macam barang (intensitas kebutuhan)
Kebutuhan barang
pokok, seperti pangan, papan, dan sandang di daerah bencana (seperti di
NangroeAceh Darussalam dan Pangandaran, Jawa barat) sangat mendesak sehingga
tingkat permintaan akan kebutuhan pangan, papan, dan sandang sangat besar
dibandingkan didaerah lainnya.
8. Mode (trend)
Mode mendorong orang
untuk menyesuaikan diri dengan zamannya sehingga sangat memengaruhi permintaan
akan barang karena jika tidak membeli barang sesuai dengan mode atau trendnya
saat itu, akan cenderung ketinggalan zaman.
2. Faktor yang
Memengaruhi Penawaran
Kesediaan produsen
atau perusahaan memproduksi dan menawarkan berbagai
jumlah barang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.
a. Harga Barang Itu
Sendiri
Produsen atau
perusahaan akan menawarkan lebih banyak barang jika harga naik. Begitupun
sebaliknya, jika harga turun, jumlah barang yang ditawarkan akan semakin
sedikit. Hal ini sesuai dengan hukum penawaran yang menjelaskan hubungan antara
harga suatu barang dan jumlah barang yang ditawarkan.
b. Biaya Produksi
Produsen membutuhkan
berbagai faktor produksi untuk dapat menghasilkan barang dan jasa.
Faktor-faktor produksi tersebut harus dibeli oleh produsen dari pemilik
faktor-faktor produksi (konsumen). Oleh karena itu, semakin murah harga faktor
produksi, biaya produksi akan sedikit sehingga produsen dapat lebih banyak
memproduksi barang yang ditawarkan. Sebaliknya, jika harga faktor produksi
tinggi, barang yang ditawarkan produsen akan menurun pada setiap tingkat harga.
c. Tingkat Teknologi
Penggunaan teknologi
memiliki peranan penting dalam kegiatan produksi. Perusahaan yang menggunakan teknologi
pada tingkat yang lebih tinggi dapat meningkatkan hasil produksinya dengan
cepat. Di samping itu, penggunaan teknologi yang tinggi juga akan
menyebabkan biaya produksi semakin murah. Peningkatan hasil produksi dan biaya
produksi yang semakin murah akan menyebabkan jumlah barang yang ditawarkan
semakin banyak pada tingkat harga tertentu.
d. Kebijakan
Pemerintah
Kebijakan pemerintah
di antaranya dalam hal pajak dan subsidi. Semakin besar pajak, jumlah barang
yang ditawarkan akan menurun, begitu pula sebaliknya. Adapun semakin besar
subsidi, jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah. Sebagai contoh, pada
waktu pemerintah masih memberikan subsidi bahan bakar minyak (BBM), perusahaan
dapat melakukan proses produksi dengan biaya yang relatif lebih murah. Setelah
kebijakan subsidi BBM dikurangi, biaya produksi meningkat dan jumlah barang
yang ditawarkan perusahaan menurun.
e. Faktor Alam
Pengaruh alam terutama
akan memengaruhi penawaran produk pertanian dan perikanan. Misalnya, bagi para
petani, iklim yang tidak menentu dapat menyebabkan gagal panen sehingga jumlah
barang yang ditawarkan (contohnya beras) akan berkurang.
HUKUM
PERMINTAAN DAN PENAWARAN
1. Hukum
Permintaan dan Asumsi yang Mendasarinya
Hukum permintaan
merupakan rumusan yang menjelaskan hubungan antara harga suatu barang dan
jumlah barang yang diminta pada jumlah barang yang diminta merupakan variabel
yang dipengaruhinya.
Hukum permintaan berbunyi:
“Jika harga suatu
barang naik, jumlah barang yang diminta per unit waktu akan turun. Begitu
sebaliknya, jika harga suatu barang turun, jumlah barang yang diminta per unit
waktu akan naik.”
Adapun asumsi yang
mendasari hukum permintaan adalah faktor-faktor lain selain harga yang
memengaruhi jumlah barang yang diminta dalam keadaan tetap sama (ceteris
paribus). Keadaan lain yang harus tetap sama antara lain pendapatan
konsumen, harga barang, dan selera konsumen. Acuan dari semua permintaan adalah
kebutuhan individu. Namun, dalam analisis harga dan jumlah barang diminta yang
menjadi acuan adalah permintaan pasar yaitu penjumlahan total dari semua
permintaan individu.
|
D adalah kurva permintaan semula, D’ adalah kurva permintaan setelah pendapatan
naik, dan D” adalah kurva permintaan setelah pendapatan turun. Selain dapat
digambarkan dalam kurva, hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta
juga dapat dirumuskan secara matematis dalam sebuah fungsi permintaan. Melalui
fungsi permintaan, dapat diketahui hubungan antara variabel bebas (independent
variable) yaitu harga dan variabel tidak bebas (dependent variable), yaitu
jumlah barang yang diminta, dengan asumsi faktor-faktor lain tetap.
2. Hukum
Penawaran dan Asumsi yang Mendasarinya
Hukum penawaran
merupakan rumusan yang menjelaskan hubungan antara harga suatu barang dan
jumlah barang yang ditawarkan perusahaan pada berbagai tingkat harga selama
jangka waktu tertentu. Dalam hal ini, harga barang merupakan variabel yang
berpengaruh. Adapun jumlah barang yang ditawarkan merupakan variabel yang
dipengaruhi.
Hukum penawaran
berbunyi:
“Jika harga suatu barang naik, ceteris paribus (keadaan lain tetap sama), jumah
barang yang ditawarkan per unit waktu akan bertambah. Begitu sebaliknya, jika
harga suatu barang turun, ceteris paribus, jumlah barang yang ditawarkan per
unit waktu akan turun.”
Asumsi yang mendasari hukum penawaran adalah faktor-faktor lain selain harga
yang memengaruhi jumlah barang yang ditawarkan ceteris paribus. Faktor-faktor
lain yang harus tetap sama antara lain biaya produksi, harga barang lain, dan
tingkat teknologi. Hal yang dianalisis pada penawaran konsumen adalah hubungan
jumlah barang yang ditawarkan dengan harga pasar atau hubungan antara harga
pasar dan jumlah barang yang akan diproduksi dan dijual, dengan asumsi keadaan
lain tetap tidak berubah.
|
|||
|
|||
Jika diperhatikan
kurva penawaran memiliki kemiringan (slope) yang bergerak ke atas, yaitu
bergerak dari kiri bawah ke kanan atas karena terdapat hubungan yang positif
atau searah antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan, yaitu semakin
tinggi harga, semakin banyak
jumlah barang yang
ditawarkan.
HARGA KESEIMBANGAN
1. Pengertian Harga dan Jumlah Keseimbangan
Interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran di
pasar, akan melahirkan keseimbangan harga dan kuantitas yang disebut dengan
keseimbangan pasar. Jadi, keseimbangan pasar terjadi jika harga dan jumlah
barang yang diminta di pasar sama dengan harga dan jumlah barang yang
ditawarkan. Dengan kata lain, keseimbangan pasar terjadi pada harga dan jumlah
barang ketika kekuatan penawaran dan permintaan seimbang. Pada kondisi ini,
akan tercipta harga keseimbangan (equilibrium price) dan jumlah keseimbangan
(equilibrium quantity). Pada kondisi keseimbangan, harga dan kuantitas
cenderung tetap tidak berubah, selama faktor lain tetap (tidak berubah). Untuk
mengetahui harga dan jumlah keseimbangan dapat dilakukan dengan cara tabel, cara
kurva, dan cara matematis.
2. Elastisitas
1. Elastisitas
Permintaan
Elastisitas permintaan
menghitung perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai
akibat perubahan salah satu faktor yang memengaruhinya. Elastisitas permintaan
yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga
permintaan (price elasticity of demand). Adapun elastisitas permintaan yang
dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross
elasticity) dan jika dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan
(income elasticity).
a. Elastisitas Harga
Permintaan (Price Elasticity of Demand)
Elastisitas harga
permintaan (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah
jika harganya berubah sebesar satu persen.Angka elastisitas harga permintaan
bernilai negatif, Ep = –2 memiliki arti, jika harga barang naik 1%, permintaan
terhadap barang tersebut
turun 2%. Begitu juga
sebaliknya. Semakin besar nilai negatifnya, semakin elastic permintaannya,
sebab perubahan permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga. Angka Ep
dapat disebut dalam nilai absolut. Ep = 2, artinya sama dengan Ep = –2.
1) Koefisien
Elastisitas Harga Permintaan (Ep)
a) Inelastik (Ep <
1)
Perubahan
permintaan lebih kecil daripada perubahan harga. Jika harga naik 10%,
menyebabkan per mintaan barang turun sebesar 6%. Permintaan barang kebutuhan
pokok umumnya inelastik, misalnya perubahan harga beras di Indonesia.
b) Elastik (Ep > 1)
Permintaan
terhadap suatu barang dikatakan elastik jika perubahan harga suatu barang
menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Misalnya, jika harga turun 10%,
menyebabkan permintaan barang naik 20%. Oleh karena itu, nilai Ep lebih besar
daripada satu.
c) Elastik Uniter (Ep
= 1)
Jika harga naik
10%, permintaan barang turun 10%.
d) Inelastik Sempurna
(Ep = 0)
Berapa pun harga
suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan. Contohnya
permintaan garam.
e) Elastik Sempurna
(Ep = )
Perubahan harga
sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya.
2) Elastisitas Titik
dan Elastisitas Busur
Elastisitas titik
(point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu. Konsep
elastisitas titik digunakan jika peruhahan harga yang terjadi sedemikian
kecilnya sehingga mendekati 0, tetapi konsep ini kurang akurat jika perubahan
harga yang terjadi relatif besar. Dalam kasus tersebut, lebih tepat jika diukur
dengan elastisitas busur (arch elasticity),
yang mengukur
elastisitas permintaan antara dua titik. Dengan demikian, dalam suatu kurva
permintaan yang berbentuk garis lurus, koefisien elastisitasnya berbeda-beda
pada berbagai tingkat harga.
b. Elastisitas Silang
(Cross Elasticity)
Elastisitas silang
(Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan
harga barang lain sebesar satu persen.
Ec
= Persentase perubahan jumlah barang X yang
diminta
Persentase perubahan
harga Y
c. Elastisitas
Pendapatan (Income Elasticity)
Elastisitas pendapatan
(Ei) mengukur berapa persen perubahan
permintaan terhadap
suatu barang (ωQ) jika pendapatan berubah (ΔI)
sebesar satu persen.
Ei =
Persentase perubahan jumlah barang yang diminta
Persentase perubahan
pendapatan
Umumnya nilai Ei
positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan permintaan.
Semakin besar nilai Ei, elastisitas pendapatan nya semakin besar. Barang dengan
Ei > 0 merupakan barang normal (normal goods). Barang dengan nilai 0 < Ei
< 1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok (essential goods). Barang
dengan nilai Ei > 1 merupakan barang mewah (luxurius goods).Adapun barang
dengan nilai Ei < 0 merupakan barang inferior (inferior goods).
2. Elastisitas
Penawaran
Elastisitas penawaran
adalah angka yang menunjukkan berapa persen jumlah barang yang ditawarkan
berubah, jika harga barang berubah satu persen. Elastisitas penawaran juga
dapat dihubungkan dengan faktor-faktor atau variabel lain yang dianggap
memengaruhinya, seperti tingkat bunga, tingkat upah, harga bahan baku, dan
harga bahan antara. Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
persentase perubahan harga
PASAR BARANG
1. Pengertian dan Cara
Perdagangan Pasar Barang
Pasar barang atau
pasar komoditas adalah interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap
barang dan jasa. Dalam perekonomian tertutup, permintaan utama berasal dari
sektor rumah tangga dan pemerintah. Permintaan tersebut umumnya merupakan
permintaan akan barang dan jasa akhir. Penawaran barang dan jasa berasal dari
sektor perusahaan.
Di dalam perekonomian
modern, terutama dengan semakin tingginya tingkat spesialisasi, tidak semua
perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang dipakai untuk memproduksi barang
dan jasa. Sebagai contoh, perusahaan mobil tidak menambang sendiri bijih besi
yang dibutuhkan, demikian juga fasilitas mesin pembuat rangka mobilnya karena
akan lebih efisien bagi perusahaan tersebut jika membeli mesin dari perusahaan
yang bergerak di bidang permesinan. Dengan kata lain, mesin yang dibeli
perusahaan tersebut merupakan input perantara untuk memproduksi mobil. Beberapa
komoditas yang umumnya diperjualbelikan di pasar komoditas memiliki standar
tertentu, antara lain barang-barang hasil produksi dan industri, hasil
pertambangan, hasil pertanian dan perkebunan. Komoditas tersebut antara lain
kopi, gula, jagung, cengkeh, kedelai, emas, tembaga, kapas, lada, gandum, dan
minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil atau CPO).
2. Keanggotaan Pasar
Komoditas
Anggota pasar
komoditas secara garis besar terdiri atas dua, yaitu anggota biasa dan anggota
luar biasa.
3. Perdagangan di
Pasar
Komoditas
Perdagangan di pasar
komoditas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Perdagangan Fisik
(Physical Trading) yang Bersifat Efektif
b. Perdagangan
Berjangka (Future Trading) yang Bersifat Spekulatif
4. Fungsi dan Manfaat
Pasar Komoditas
a. Fungsi Pasar
Komoditas
Fungsi pasar
komoditas antara lain sebagai berikut.
1) Sebagai tempat atau
sarana untuk memperoleh informasi tentang beberapa jenis barang yang
diperdagangkan di pasar dunia.
2) Sebagai tempat atau
sarana untuk mengadakan transaksi berbagai barang yang berlaku di pasaran
dunia.
3) Sebagai tempat atau
sarana untuk memantau dan mengatur perdagangan barang.
b. Manfaat Pasar
Komoditas
Manfaat pasar
komoditas antara lain sebagai berikut.
1) Bagi Penjual
(Produsen) Pasar barang dapat mempermudah pemasaran atau penjualannya.
2) Bagi Pembeli
(Konsumen)
Pasar barang
dapat mempermudah konsumen dalam mendapatkan
barang yang diinginkan
dengan kualitas terjamin.
3) Bagi Pemerintah
Pembentukan pasar
barang bagi pemerintah dapat memberikan tambahan devisa. Dengan devisa akan
memudahkan pemerintah untuk melakukan berbagai transaksi internasional yang
dapat meningkatkan pendapatan nasional.
5. Struktur Pasar
Sebagaimana diketahui
komposisi pasar terdiri atas seluruh perusahaan dan konsumen yang ingin dan
mampu membeli serta menjual barang tertentu baik secara tunai maupun kredit.
Jumlah penjual (perusahaan) dan pembeli (konsumen) antara satu pasar dan pasar
lainnya tidaklah sama. Pada umumnya pasar tradisional terdiri atas banyak
penjual dan pembeli.
Berdasarkan struktur
pasarnya bentuk-bentuk pasar dibedakan menjadi sebagai berikut
a. Pasar Persaingan
Sempurna (Perfect Competition Market)
Beberapa karakteristik
dari pasar persaingan sempurna, yaitu:
1) di pasar terdapat
banyak perusahaan (penjual) dan konsumen (pembeli);
2) penjual menjual
produk yang homogen;
3) baik penjual maupun
pembeli secara bebas dapat masuk dan keluar pasar;
4) adanya mobilitas
yang sempurna dari sumber daya;
5) baik penjual maupun
pembeli memiliki pengetahuan sempurna.
b. Pasar Persaingan
Tidak Sempurna (Imperfect Competition Market)
Pasar persaingan tidak
sempurna jika dilihat dari aspek penjual dan pembelinya dapat dikelompokkan
menjadi pasar monopoli, pasar oligopoli, pasar persaingan monopolistik, pasar
monopsoni, dan pasar oligopsoni.
1) Pasar Monopoli
Pasar monopoli
merupakan situasi pasar di mana hanya terdapat satu penjual (single firm)
komoditi atau barang ini tidak ada penggantinya (substitusi) yang sangat mirip
(close substitute). Oleh karena dalam pasar monopoli hanya ada satu penjual,
pada pasar ini tidak terdapat pesaing
sehingga penjual
(monopolis, berasal dari bahasa Yunani mono = satu dan polist = penjual)
berkuasa untuk mengubah jumlah dan harga barang di pasar. Dewasa ini bentuk
pasar monopoli sudah jarang sekali. Di Indonesia pasar monopoli dikenal pada
Perusahaan Listrik Negara (PLN), perusahaan Kereta Api Indonesia (KAI), dan
Perusahaan Air Minum (PDAM).
Beberapa kebaikan
pasar monopoli, yaitu sebagai berikut.
(a) Di Indonesia,
monopoli yang dilakukan negara terhadap cabang-cabang produksi yang penting dan
menguasai hajat hidup orang banyak telah memberikan manfaat yang besar terhadap
masyarakat. Contoh transportasi kereta api untuk rakyat, bus kota, listrik, air
bersih (PDAM).
(b) Pemberian hak
paten dan hak penjualan tunggal (exclusive franchise) dapat mendorong pengusaha
untuk menemukan produk-produk inovatif yang dibutuhkan masyarakat.
(c) Dengan adanya
monopoli alamiah, harga suatu produk dapat lebih murah.
(d) Monopoli akan
memacu perusahaan untuk selalu meningkatkan daya saing, baik secara lokal
maupun global.
Adapun beberapa
keburukan dari monopoli, yaitu sebagai berikut.
(a) Harga sepenuhnya
dikendalikan oleh perusahaan pemegang monopoli, sehingga memungkinkan terjadi
permainan harga yang dapat merugikan konsumen.
(b) Konsumen tidak
memiliki alternatif pilihan baik yang menyangkut kualitas maupun harga barang.
(c) Adanya monopoli
yang diberikan pemerintah, menyebabkan proses produksi berjalan kurang efisien,
etos kerja rendah, dan layanan kepada konsumen kurang memuaskan.
(d) Monopolis
dapat melakukan kebijakan diskriminasi harga (price discrimination). Misalnya,
penetapan harga karcis bioskop yang dikelola “group 21(Twenty One)”. Jika menonton
bioskop di Bandung Supermall (BSM) harga karcisnya mencapai Rp25.000,00 per
orang, di Bandung Indah Plaza (BIP) hanya Rp15.000,00 per orang.
2) Pasar Oligopoli
Sebagaimana istilah
monopoli, istilah oligopoli juga berasal dari bahasa Yunani, yakni oligospolein
yang berarti “beberapa penjual”. Berdasarkan arti kata tersebut, pasar
oligopoli dapat diartikan sebagai pasar yang hanya terdiri atas beberapa
perusahaan atau penjual yang menjual produk homogen (sejenis). Pasar oligopoli
terdiri atas dua perusahaan atau dua penjual saja disebut pasar duopoli. Produk
yang dijual dapat berupa produk yang identik (homogen) maupun produk yang
terdiferensiasi. Produk yang identik (homogen) misalnya, sama-sama menjual
besi. Adapun yang dimaksud dengan diferensiasi produk adalah produk yang
memiliki karakteristik yang bervariasi. Misal, produk telepon seluler
masing-masing memiliki banyak karakteristik yang berbeda baik dari
ukuran, berat, model, dan fitur.
3) Pasar Persaingan
Monopolistik
Dalam kehidupan
sehari-hari, jarang dilihat pasar persaingan sempurna maupun pasar monopoli
secara murni. Justru bentuk pasar yang banyak ditemui adalah bentuk pasar
monopolistik. Bentuk pasar monopolistik ini ada di antara pasar persaingan
sempurna dan pasar
monopoli. Dikatakan
mengandung persaingan sempurna karena pada pasar monopolistik terdapat banyak
perusahaan atau penjual tersebut yang memiliki pangsa pasar (market share) yang
cukup besar sehingga tidak dapat memengaruhi pasar. Oleh karena itu, dalam
industri terdapat banyak perusahaan.Perbedaan pasar monopolistik dengan pasar
persaingan sempurna terletak pada produk yang dijual. Jika pada pasar
persaingan sempurna produk yang dijual identik (bersifat sama), pada pasar
monopolistik produk yang dijual merupakan produk yang terdiferensiasi
(diferensiasi produk).Adanya diferensiasi produk telah mendorong perusahaan
atau penjual melakukan persaingan nonharga (non-price competition) melalui
iklan, diskon, dan hadiah-hadiah. Oleh karena itu, jika dalam persaingan
sempurna produsen tidak menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam membeli
produk, dalam pasar monopolistik produsen suatu produk justru menjadi penting
bagi konsumen. Misalnya, seorang pria yang selalu memakai produk sabun mandi
merek “HARY” dan tidak mau memakai produk sabun mandi dari perusahaan lain.
Dalam hal ini terlihat bahwa perusahaan sabun mandi “HARY” memiliki daya
monopoli meskipun
terbatas.
PASAR INPUT
1. Pengertian Faktor
Produksi
Dalam pasar output
permintaan konsumen bertemu dengan penawaran dari pihak produsen. Selain pasar
output dikenal pasar input, pasar input terjadi ketika permintaan
input dari produsen bertemu dengan penawaran tenaga kerja dan input-input
lain (tanah dan barang modal) dari rumah tangga konsumen. Pada pasar input ditentukan
tingkat harga, upah, sewa, dan suku bunga yang kemudiaan akan menjadi
pendapatan bagi konsumen. Pendapatan yang diperoleh akan bergantung pada banyak
sedikitnya faktor produksi serta harga dari faktor produksi tersebut. Menurut
Samuelson terdapat dua sifat khusus dari permintaan pasar input yaitu, saling
kebergantungan dan sifat permintaannya merupakan turunan (derived).
Seperti yang telah
kita ketahui faktor produksi terdiri dari:
1. sumber daya alam
(tanah);
2. sumber daya
manusia;
3. modal;
4. skill. Dalam hal
ini kewirausahaan
Permintaan dalam pasar
input memiliki sifat saling kebergantungan karena pada kenyataannya input
tidak dapat bekerja sendirian. Misalnya, petani akan menggarap sawah, tetapi
petani tersebut tidak dapat menggarap sawahnya tanpa menggunakan traktor.
Demikian pula, traktor tidak dapat bekerja sendiri tanpa digerakkan oleh
petani. Dengan demikian, produktivitas dari satu macam input seperti tenaga
kerja akan bergantung pada jumlah input lainnya yang bekerja bersamanya.
Dengan demikian terdapat saling kebergantungan produktivitas antara tanah,
tenaga kerja, dan barang modal.
Sifat
Permintaannya Merupakan Turunan (Derived). Permintaan konsumen terhadap
barang-barang adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Namun, permintaan faktor
produksi (input) oleh produsen akan digunakan untuk menghasilkan produk yang
dibutuhkan oleh konsumen. Oleh karena itu, permintaan input bergantung
pada permintaan barang yang dibutuhkan konsumen.Berikut faktor-faktor yang
memengaruhi permintaan terhadap input (faktor produksi), yaitu sebagai berikut.
a. Harga Faktor
Produksi
Dalam kondisi normal,
semakin murah harga faktor produksi, semakin besar jumlah (kuantitas) yang
diminta. Adapun yang dimaksud dengan harga faktor produksi adalah gaji atau
upah bagi tenaga kerja, sewa untuk tanah dan barang modal.
b. Permintaan terhadap
Faktor Produksi Lain
Jika faktor produksi
yang satu dengan faktor produksi yang lain memiliki hubungan yang bersifat
komplementer, meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi yang satu akan
semakin meningkatkan permintaan faktor produksi lainnya. Adapun, jika
hubungannya bersifat substitusi, permintaan terhadap faktor produksi yang satu
akan menurunkan permintaan faktor produksi yang lainnya.
c. Harga Faktor
Produksi Lain
Pengaruh harga faktor
produksi terhadap permintaan faktor produksi bergantung pada sifat hubungan
antara faktor-faktor produksi tersebut. Jika hubungan antara satu faktor
produksi dengan faktor produksi lainnya adalah komplementer, meningkatnya harga
faktor produksi akan
menurunkan permintaan
faktor produksi pelengkapnya. Adapun jika hubungannya bersifat substitusi,
meningkatnya harga suatu faktor produksi akan meningkatkan permintaan faktor
produksi penggantinya.
d. Permintaan terhadap
Output
Oleh karena sifat
permintaan input merupakan turunan (derived), permintaan terhadap
input bergantung pada sifat hubungan antara teknologi dengan faktor produksi
yang digunakan. Jika sifat hubungannya komplementer, penggunaan teknologi akan
menambah permintaan terhadap faktor produksi karena adanya peningkatan
produktivitas. Adapun jika sifat hubungannya substitusi, penggunaan teknologi
akan menurunkan permintaan terhadap faktor produksi. Apa yang telah dibahas
sebelumnya, merupakan gambaran dari permintaan input. Sekarang secara
ringkas akan diuraikan penawaran faktor produksi. Pada umumnya perekonomian
pasar, faktor produksi dimiliki secara pribadi. Seseorang memiliki tenaga
kerjanya dalam arti ia dapat mengontrol dirinya sendiri dalam bekerja. Adapun
faktor produksi modal dan tanah dapat dimiliki oleh rumah tangga maupun
perusahaan.
EKONOMI MIKRO DAN MAKRO
1. Pengertian Ekonomi
Mikro dan Makro
Ekonomi mikro adalah
cabang dari ilmu ekonomi yang secara khusus membahas perilaku individu dan
perusahaan yang dihadapkan pada keterbatasan sumber daya. Ekonomi mikro
mempelajari kegiatan-kegiatan ekonomi dari unit-unit ekonomi individual, yaitu
individu sebagai konsumen, individu sebagai pemilik faktor produksi, dan
individu sebagai produsen.
Ekonomi makro adalah
bidang ilmu yang mempelajari keseluruhan ekonomi dalam bentuk jumlah barang dan
jasa yang diproduksi, total pendapatan yang dihasilkan, tingkat pengangguran,
serta sifat-sifat umum harga barang. Ekonomi makro dapat digunakan untuk
menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan,
seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja, dan pencapaian
keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Sebagai salah satu
negara yang sedang berkembang, Indonesia menghadapi berbagai masalah ekonomi
makro. Permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan
Kesempatan Kerja/Tingkat Employment
2. Meningkatkan
Kapasitas Produksi Nasional
3. Meningkatkan
Pendapatan Negara
4. Menstabilkan
Situasi Perekonomian
5. Menyeimbangkan
Neraca Pembayaran Luar Negeri
6. Pemerataan
Distribusi Pendapatan
7. Meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi
Beberapa hal yang
dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Masih tingginya
pengangguran dan kerentanan pasar tenaga kerja.
2. Lemahnya kegiatan
investasi dan permasalahan fundamental terkait.
3. Tingginya potensi
tekanan inflasi secara struktural.
MASALAH-MASALAH YANG
DIHADAPI PEMERINTAH DI BIDANG EKONOMI
B. Kebijakan Ekonomi
dan Permasalahannya
Masalah ekonomi yang
dihadapi setiap negara akan berbeda. Hal ini akan bergantung pada kondisi
perekonomian setiap negara tersebut. Namun, pada intinya masalah ekonomi suatu
negara dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu masalah ekonomi mikro
dan masalah ekonomi makro.
1. Masalah Ekonomi
Mikro
Pasar dapat menjadi
alokasi sumber daya yang efisien, jika asumsi-asumsinya terpenuhi, antara lain
pelaku bersifat rasional, memiliki informasi yang sempurna, pasar berbentuk
persaingan sempurna, dan barang bersifat privat. Proses pertukaran di pasar
tidak terbatas dimensi waktu dan tempat. Namun, dalam kenyataannya banyak
asumsi yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Akibatnya pasar gagal
menjadi alat alokasi yang efisien (market failure). Masalah yang dihadapi di
lapangan berkaitan dengan ekonomi mikro, yaitu sebagai berikut.
a. Informasi Tidak
Sempurna
Dalam kenyataan,
kadang kita tidak pernah tahu persis kualitas barang yang dikonsumsi, misalnya
ketika membeli mobil bekas. Untuk memperoleh informasi mengenai mobil tersebut,
seringkali harus mengeluarkan biaya, misalnya dengan menyewa montir mobil yang
ahli
mesin dan dapat
dipercaya.
b. Daya Monopoli
Diasumsikan bahwa
pasar dalam keadaan sempurna tidak terpenuhi. Kenyataannya sering dijumpai di
pasar yang hanya ada satu produsen (monopoli) atau beberapa produsen
(oligopoli) yang begitu kuat. Mereka mampu memengaruhi pasar dengan menentukan
tingkat harga. Kemampuan itu menyebabkan barang yang diproduksi lebih sedikit,
harga yang lebih tinggi, jika dibanding harga dalam pasar persaingan sempurna.
c. Eksternalitas
Eksternalitas adalah
keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita pelaku ekonomi sebagai
akibat tindakan pelaku ekonomi yang normal. Misalnya, di suatu kota
banyak pabrik tekstil yang mencemari lingkungan dengan membuang limbahnya ke
sungai. Kerugian yang
diderita masyarakat
sekitarnya, tidak masuk dalam perhitungan biaya produksi tekstil. Akibatnya,
walaupun secara finansial biaya produksi tekstil menjadi murah (karena tidak
perlu investasi fasilitas pengolahan limbah), namun secara ekonomis biayanya
mahal. Karena sebagian biaya itu ditanggung masyarakat dalam bentuk biaya
sosial.
d. Barang Publik
Asumsi dasar lain yang
seringkali tidak relevan adalah barang yang dipertukarkan bersifat private
(rival dan eksklusif ). Rival artinya, barang tidak dapat dikonsumsi secara
bersamaan tanpa saling merugikan. Eksklusif artinya siapa yang tidak mau
membayar tidak dapat menikmati atau memanfaatkannya. Misalnya, jika satu kaleng
softdrink sudah kita minum, maka orang lain sudah tidak dapat mengonsumsi
softdrink tersebut (barang yang sama). Berarti untuk mengonsumsi
softdrink diperlukan rival. Selain bersifat rival, untuk memperoleh softdrink
kita
juga perlu membayar,
dengan demikian softdrink bersifat eksklusif.
2. Peran dan Fungsi
Pemerintah dalam Ekonomi Mikro
Kegagalan pasar,
seringkali menuntut campur tangan (intervensi) pemerintah. Namun, yang harus
diperhatikan adalah tidak semua campur tangan pemerintah memberikan hasil yang
baik, walaupun tujuannya baik. Salah satu masalah terbesar yang dihadapi
pemerintah dalam menentukan kebijakan yaitu adanya konflik (trade off ) antara tujuan yang ingin dicapai.
Misalnya konflik antara tujuan efisiensi dan pemerataan. Agar rumah dapat
terjangkau oleh rakyat kecil yang berpenghasilan rendah, pemerintah memberikan
subsidi. Tetapi, pemberian subsidi itu cenderung mengorbankan efisiensi, karena
uang subsidi dapat dialokasikan ke sektor-
sektor lain yang lebih
produktif.
Tujuan dilakukannya
campur tangan pemerintah adalah sebagai berikut.
a. Menjamin agar
kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan eksploitasi dapat
dihindarkan.
b. Menjaga agar
perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan stabil.
c. Mengawasi
kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar yang dapat
memengaruhi pasar, agar mereka tidak menjalankan praktik-praktik monopoli yang
merugikan.
d. Menyediakan barang
publik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
e. Mengawasi agar
eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikanmasyarakat dapat dihindari atau
dikurangi.
3. Intervensi
Pemerintah dalam Ekonomi Mikro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar